Sekolah Tatap Muka Mulai Juli, Pemerintah Disarankan Adopsi Panduan CDC Amerika

Reporter

Dewi Nurita

Selasa, 30 Maret 2021 17:20 WIB

Suasana pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 2 Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin, 22 Maret 2021. Pemerintah Kota Bekasi mengizinkan sejumlah sekolah yang berada di Zona Hijau mengadakan pembelajaran tatap muka atau PTM dengan mengikuti pedoman protokol dengan membatasi jumlah siswa hingga 50 persen dengan syarat mendapatkan izin dari orang tua untuk bisa hadir pada pembelajaran tatap muka. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) wilayah Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menyarankan pemerintah terkait pembukaan sekolah tatap muka mengadopsi panduan dari Center of Disease Control (CDC) Amerika Serikat sehubungan telah diterbitkannya SKB 4 Menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

Panduan dari negeri Abang Sam ini baru diperbaharui pada 19 Maret 2021. "Mereka memperbarui aturan ini berdasar perkembangan bukti ilmiah terbaru tentang kemungkinan berapa jarak penularan yang mungkin terjadi pada berbagai keadaan," ujar Yoga lewat keterangan tertulis, Selasa, 30 Maret 2021.

Panduan yang baru ini menyebutkan tentang jaga jarak di sekolah sebagai berikut; (1) Pada Sekolah Dasar, setidaknya 3 feet, sekitar 1 meter; (2) Pada SMP dan SMA, murid harus jaga jarak setidaknya 3 feet, sekitar 1 meter, pada area yang mereka sebut sebagai penularan masyarakat rendah, sedang dan cukup. Pada area dengan penularan masyarakat yang tinggi maka jarak antar murid sebaiknya 6 feet atau 1.8288 meter.

Panduan tersebut menyebutkan, jarak 6 feet atau 1,8 meter harus tetap dijaga antara orang dewasa (guru dan staf sekolah) untuk mencegah penularan Covid-19, antara orang dewasa dan murid di sekolah, kalau masker tidak digunakan (misalnya ketika makan), pada keadaan dimana orang banyak mengeluarkan napas (seperti menyani, berteriak, olahraga dll) dim ruang tertutup dan sebaiknya kalau ada kegiatan seperti ini dilakukan diruang terbuka saja.

"Juga dianjurkan agar barang-barang tidak penting dikeluarkan dari kelas dan dilakukan modifikasi di kelas untuk menjamin jaga jarak antar murid. Tentu juga harus dihilangkan atau dikurangi interaksi yang tidak terlalu penting, seperti makan pada saat yang sama dll. Tamu yang datang ke sekolah juga harus dibatasi, yang amat perlu saja," demikian keterangan tersebut.

Selain itu, CDC Amerika juga memberi empat panduan lain. Pertama, perlu diatur jam giliran sekolah supaya tidak terlalu penuh murid di sekolah pada suatu waktu tertentu. Kedua, berbagai aturan rinci lain tentang penggunaan masker dan cuci tangan. Ketiga, kebersihan lingkungan, bangku, kelas dan sekolah. Dan keempat, prosedur kemungkinan tes dan penelusuran kasus bila diperlukan.

Lewat SKB 4 Menteri teranyar, pemerintah mewajibkan sekolah menerapkan pembelajaran tatap muka setelah vaksinasi Covid-19 bagi guru selesai dilakukan. Pemerintah menargetkan vaksinasi bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan selesai pada akhir Juni. Sehingga, semua santuan pendidikan bisa melakukan pembelajaran tatap muka pada Juli 2021.

DEWI NURITA

Baca: Setelah Semua Guru Divaksin, Wajib Ada Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

13 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

13 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

14 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

17 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

17 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya