Dekan Unusia Sebut Asal Usul Civil Society Dipersepsikan sebagai Ormas

Reporter

Friski Riana

Senin, 29 Maret 2021 19:00 WIB

Anggota Ombudsman Bidang Pendidikan Ahmad Suaedy memberikan temuan data maladministrasi kepada Inspektur Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Daryanto di kantor Ombudsman kawasan Kuningan, Jakarta, 4 April 2017. Tempo/Benedicta Alvinta (magang)

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Ahmad Suaedy, mengatakan organisasi masyarakat atau ormas ditempatkan sebagai civil society akibat persepsi yang muncul pada masa Orde Baru.

"Hampir semua orang saya kira berpersepsi bahwa publik maupun intelektual bahwa civil society adalah ormas," kata Ahmad dalam diskusi LP3ES, Senin, 29 Maret 2021.

Mantan anggota Ombudsman ini menjelaskan, partai politik dan civil society sebetulnya adalah aparat kembar dalam demokrasi. Namun hanya di Indonesia keduanya dipisah.

Konsep ormas ditempatkan sebagai civil society, menurut Ahmad, berasal dari nation state yang dideklarasikan pada 1 Januari 1800. Yaitu deklarasi tentang pemerintahan Hindia Belanda setelah VOC dibubarkan.

Kemudian, kata Ahmad, kebijakan tersebut diakselerasi oleh mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Daendels dan Raffles, yang menyatakan bahwa civil society adalah priyayi (aparat ciptaan kolonial), dan memanipulasi peran patih karena peran raja dibonsai. Bangsawan terpelajar dan penduduk Timur Tengah juga dimasukkan ke dalam civil society.

Advertising
Advertising

"Itu asal usul civil society yang kemudian menjadi kelas menengah pasca kemerdekaan yang mereka priyayi dan lain-lain itu didefinisikan menjadi civil society berupa ormas" katanya.

Ahmad menjelaskan, sistem yang dibangun Daendels adalah memotong civil society sebagai genuine civil society dengan cara kekerasan dan penindasan di nusantara. "Sistem yang dibangun Daendels sebenarnya modern feodal, ia berangkat dari doktrin feodalisme Jawa bahwa tanah milik raja atau pangeran, dan pangeran adalah titisan dewa menjadi dasar sistem politik kolonial," kata dia.

Dari doktrin itu lah, kata Ahmad, dicanangkan pajak dobel, yaitu penggunaan tanah dan hasil tanah. Dari situ ada kerja paksa dan tanam paksa. "Ini sistem politik dan mentalitas politik yang terbangun hingga kini, kesewenangan priyayi dan pandangan rakyat sebagai budak. Jadi dalam sistem itu rakyat sebagai budak," ujarnya.

FRISKI RIANA

Baca: Jokowi Sebut Indonesia Punya Modal Sosial Hadapi Pandemi Covid-19

Berita terkait

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

14 jam lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

19 jam lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

19 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

2 hari lalu

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

Asal-usul Hari Buruh bermula dari tragedi Haymarket yang terjadi di Chicago, Amerika Serikat, pada 1 Mei 1886.

Baca Selengkapnya

Usulkan Pembagian IUP ke Ormas Keagamaan, Bahlil: Nanti Dicarikan Partner

3 hari lalu

Usulkan Pembagian IUP ke Ormas Keagamaan, Bahlil: Nanti Dicarikan Partner

Menurut Bahlil, pembagian IUP untuk ormas keamaaan bukan masalah selagi dilakukan sesuai dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

9 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

12 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

15 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Bagi-bagi Izin Konsesi Tambang untuk Ormas demi Membayar Utang Politik

18 hari lalu

Bagi-bagi Izin Konsesi Tambang untuk Ormas demi Membayar Utang Politik

Pemerintah sedang merancang pembagian Izin konsesi tambang bagi organisasi kemasyarakatan atau ormas. Upaya Jokowi membayar utang politik?

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

24 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya