Megawati Dorong Adanya Kebijakan Berbasis Kedaulatan Pangan Agar Tak Terus Impor

Reporter

Dewi Nurita

Rabu, 24 Maret 2021 17:40 WIB

Megawati Soekarnoputri. Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendorong pemerintah untuk membuat berbagai kebijakan yang berbasis kedaulatan pangan, bukan hanya ketahanan pangan. Dengan demikian, kata Megawati, Indonesia tidak terus-menerus impor bahan makanan, melainkan harus sudah bisa ekspor.

"Saya waktu jadi presiden selalu mengatakan, negara kita ini kaya-raya sekali, sehingga kita jangan hanya berpikir ketahanan pangan, tetapi kita harus berpikir kedaulatan pangan," ujar Megawati dalam acara peluncuran buku 'Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam' secara daring, Rabu, 24 Maret 2021.

Menurut Megawati, kebijakan berbasis kedaulatan pangan sangat berbeda dengan ketahanan pangan. "Kalau ketahanan pangan, makanan kita kurang, maka kita impor. Tapi kalau kedaulatan pangan, segala hal di negara kita yang dapat kita makan, kita olah dengan maksimal dan justru kita bisa mengeskpor bahan makanan tersebut," ujarnya.

Megawati menantang para peneliti dan juga seluruh lembaga perguruan tinggi untuk melakukan riset di dalam mengolah keanekaragaman makanan Nusantara. Ia berharap para peneliti Indonesia menemukan benih unggul dan sekaligus kemampuan pengembangan teknologi proses untuk makanan Nusantara yang sangat banyak jenisnya.

Baca: PDIP Kritik Keras Kebijakan Impor Beras Mendag Lutfi

"Saya selalu mengatakan, mengapa negara yang begitu kaya raya, kenapa banyak orang yang begitu pintar tidak menyatukan pikiran, fokus satu arah untuk membangun negara ini dengan kedaulatan pangan," tutur Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Advertising
Advertising

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut partainya telah mempelopori gerakan menanam tanaman pendamping beras agar Indonesia tak perlu lagi impor beras. Ketua Umum PDIP Megawati, sejak satu tahun yang lalu, misalnya telah mengubah menu makanan dengan mengurangi nasi, dan mengganti dengan jagung, pisang, umbi, talas, sukun dan makanan pengganti beras lainnya.

Tujuan gerakan ini, lanjut Hasto, yakni menggantikan konsumsi beras dengan makanan lain hingga 5 persen. Hasto mengatakan, meski tampak sepele, target itu akan mengurangi kebutuhan nasional setara dengan 1,5 juta ton. Dia menyebut Indonesia bakal memiliki peluang menjadi eksportir beras jika hal itu tercapai.

Ia kemudian mengkritik kebijakan impor beras Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Menurut Hasto, kebijakan tersebut bertentangan dengan politik pangan Presiden Joko Widodo dan sikap ketua umumnya Megawati. “Tindakan impor beras yang dilakukan sepihak oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lahir dari kalkulasi pragmatis. Seorang menteri harus memahami keanekaragaman pangan, dan berpikir bagaimana Indonesia bisa mengekspor pangan, bukan sebaliknya," tuturnya.

DEWI NURITA

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

41 menit lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

1 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

1 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

2 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

8 jam lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

8 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

9 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

10 jam lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

10 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

12 jam lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya