Hari Hak Atas Kebenaran: PBB Minta Martabat Korban Kekerasan Dijaga

Reporter

Egi Adyatama

Rabu, 24 Maret 2021 10:16 WIB

Suasana saat Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan pidato dalam sidang umum PBB ke-73 di Markas Besar PBB, New York, AS, Kamis, 27 September 2018. REUTERS/Eduardo Munoz

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengadopsi resolusi proklamasi pada 24 Maret, sebagai hari internasional Hak untuk mendapat kebenaran. Pada perayaannya yang ke-11 pada tahun ini, Dewan Pelajar Persatuan untuk Kedamaian (University for Peace Students Council's) yang berada di bawah PBB menyatakan rasa hormatnya pada para pejuang HAM serta korban dari kekejaman.

"Dewan memuji keberanian dan kewaspadaan yang tak tergoyahkan dari para individu yang berjuang untuk HAM, kedamaian dan keamanan, serta pembangunan," tulis UPeace Students Council's dalam keterngan tertulis, Rabu, 24 Maret 2021.

Mereka mengatakan para korban dan aktivis di seluruh dunia rela membahayakan nyawa mereka tiap harinya untuk mencari kebenaran, mendorong akuntabilitas, berjuang untuk hak memperbaiki, dan memastikan hal tersebut tak terulang. Padahal tantangan yang mereka hadapi sangat banyak.

Hari Hak untuk Kebenaran ditujukan untuk menghormati korban dari pelanggaran HAM, yang sama pentingnya dengan hak untuk mendapat kebenaran dan keadilan. Lebih jauh, ini merupakan simbol kesadaran individual dan kelompok yang telah merelakan atau bahkan kehilangan hidupnya dalam upaya untuk mendorong dan melindungi hak asasi manusia.

UPeace Students Council juga menyoroti kasus-kasus yang berhubungan dengan pelanggaran hak untuk mendapat jaminan kesehatan dan hak untuk mendapat jaminan standar hidup. Terlebih setelah pandemi Covid-19 menyerang setahun lalu. Mereka mengatakan banyak laporan masuk yang menyebut bahwa banyak negara kesulitan untuk dapat bisa memastikan jasa kesehatan bisa tersedia.

Advertising
Advertising

Lebih jauh, beberapa negara juga dilaporkan tak menerapkan secara tepat aturan karantina yang sesuai dengan standar HAM dunia. Mereka mencontohkan banyak orang yang mendapat kondisi kehidupan tak memadai, mata pencaharian yang berbahaya, hingga sumber daya yang langka.

Dewan juga mengecam pelanggaran hak sipil dan politik, yang saat ini terjadi. Sebagaimana juga terjadi di hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. Karena itu Dewan mendesak negara agak memenuhi hak mereka untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia.

"Pemerintah harus melakukan investigasi yang netral, imparsial, dan independen atas dugaan kekerasan. Otoritas penegak hukum harus mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab, termasuk mereka yang memegang perintah, dan menahan pelanggar tanpa menerapkan hukuman mati," kata mereka.

Dewan juga mendesak negara-negara untuk melakukan investigasi dan penuntutan yang dapat diakses oleh korban dan penyintas. Para korban dan penyintas, kata mereka, perlu tahu kebenaran tentang kejadian yang mereka alami.

Terakhir, Upeace Students Council juga menyerukan upaya bantuan untuk korban dan penyintas. Mereka harus dijamin agar peristiwa yang sama tak berulang.

"Negara harus mengambil tindakan yang tepat dan berdasar pada prinsip partisipatif, untuk memastikan terpenuhinya tuntutan para korban dan penyintas, mencegah terjadinya trauma berulang, dan mencegah pelanggaran HAM terjadi ke depannya," kata mereka.

Baca juga: Soal Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Segera Bentuk Tim Penyidik

Berita terkait

Kilas Balik Peristiwa KM 50 yang Disinggung Saat Aksi 411, Ketua FPI: Terjadi di Era Jokowi

2 jam lalu

Kilas Balik Peristiwa KM 50 yang Disinggung Saat Aksi 411, Ketua FPI: Terjadi di Era Jokowi

Ketua FPI menyinggung peristiwa KM 50 di era Presiden Jokowi saat menggelar aksi 411 di Jakarta kemarin. Berikut kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Malaysia Dukung pengusiran Israel dari PBB

11 jam lalu

Malaysia Dukung pengusiran Israel dari PBB

Malaysia telah memulai Langkah untuk dukungan pengusiran Israel dari PBB dengan menyusun rancangan resolusi untuk Majelis Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Beri Tahu PBB Soal Pemutusan Hubungan dengan UNRWA

16 jam lalu

Israel Resmi Beri Tahu PBB Soal Pemutusan Hubungan dengan UNRWA

Pemerintah Israel menyatakan telah secara resmi memberi tahu PBB tentang keputusannya untuk memutus hubungan dengan UNRWA

Baca Selengkapnya

Turki dan 52 Negara Lain Desak Embargo Senjata terhadap Israel

1 hari lalu

Turki dan 52 Negara Lain Desak Embargo Senjata terhadap Israel

Turki mengecam perdagangan senjata yang melibatkan Israel karena itu sama dengan melakukan genosida.

Baca Selengkapnya

Kasus Guru Honorer Supriyani, LPSK Terima Permohonan Perlindungan Dua Saksi

1 hari lalu

Kasus Guru Honorer Supriyani, LPSK Terima Permohonan Perlindungan Dua Saksi

Guru honorer Supriyani menjadi terdakwa dalam kasus dugaan kekerasan terhadap anak didik di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Ajukan Pengaduan ke PBB atas Penculikan Warga oleh Israel

1 hari lalu

Lebanon akan Ajukan Pengaduan ke PBB atas Penculikan Warga oleh Israel

Israel mengklaim warga Lebanon yang diculik adalah komandan senior Hizbullah

Baca Selengkapnya

Baru Dilantik, Menteri HAM Natalius Pigai Minta Anggaran Naik Hingga Rp 20 T, Tak Punya Program 100 Hari Kerja, dan Ajukan Tambah Pegawai

3 hari lalu

Baru Dilantik, Menteri HAM Natalius Pigai Minta Anggaran Naik Hingga Rp 20 T, Tak Punya Program 100 Hari Kerja, dan Ajukan Tambah Pegawai

Natalius Pigai, Menteri HAM yang baru menjabat, langsung memicu sorotan publik dan DPR dengan usulan anggaran fantastis dan lainnya, apa saja?

Baca Selengkapnya

Sorotan terhadap Natalius Pigai: Tanggapan Soal Anggaran Rp20 Triliun hingga Tambahan Pegawai

3 hari lalu

Sorotan terhadap Natalius Pigai: Tanggapan Soal Anggaran Rp20 Triliun hingga Tambahan Pegawai

Menteri HAM Natalius Pigai, terus menjadi sorotan. Bermula sejak ia mengusulkan permintaan mendapat anggaran sebanyak Rp20 triliun

Baca Selengkapnya

Aksi Koalisi Anti SLAPP Tuntut Hentikan Kriminalisasi dan Pelanggaran HAM di Industri Nikel Morowali

3 hari lalu

Aksi Koalisi Anti SLAPP Tuntut Hentikan Kriminalisasi dan Pelanggaran HAM di Industri Nikel Morowali

PT BTIIG adalah perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di Morowali dengan membangun kawasan industri bernama Huabao Industrial Park.

Baca Selengkapnya

Rapat Perdana Natalius Pigai dengan DPR: Dari Juru Parkir hingga Tambah Pegawai

4 hari lalu

Rapat Perdana Natalius Pigai dengan DPR: Dari Juru Parkir hingga Tambah Pegawai

Menteri HAM Natalius Pigai menghadiri Rapat Dengar Pendapat perdana dengan Komisi XII DPR. Berikut seputar DRP Pigai dengan DPR.

Baca Selengkapnya