Soal Kualifikasi Jadi Penasihat KKP, Effendi Gazali: Itu Sesuai Arahan Presiden

Reporter

M Rosseno Aji

Kamis, 4 Maret 2021 10:32 WIB

Effendi Gazali. TEMPO/ Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia Effendi Gazali menjawab pertanyaan Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang meragukan kualifikasinya sebagai penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. Menurut Effendi, penasihat menteri saat itu memang terdiri dari berbagai macam latar belakang keahlian.

“Mengenai penasihat Menteri KP yang lalu, ada banyak nama sesuai kualifikasi masing-masing,” kata dia lewat keterangan tertulis, Kamis, 4 Maret 2021.

Effendi menyebutkan sejumlah nama penasehat lain di KKP, seperti Hasjim Djalal yang ahli di bidang hukum laut dan dipolasi maritim; Hikmahanto Juwana ahli di bidang hukum internasional; Rokhmin Dahuri ahli bidang daya saing SDM, inovasi teknologi dan riset; Martani Huseini bidang pengelolaan dan pemasaran hasil perikanan. Sementara, Effendi mengatakan dirinya dan Bachtiar Aly sebaga penasehat yang ahli di bidang komunikasi publik.

Effendi mengatakan penunjukkan ahli komunikasi sebagai penasehat menteri itu sesuai dengan arahan Presiden. “Presiden memang meminta menteri untuk meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan kelautan dan perikanan,” kata dia.

Baca: Sidang Suap: Hakim Pertanyakan Kualifikasi Effendi Gazali Jadi Penasihat KKP

Effendi mengatakan selain ahli komunikasi, dirinya juga akrab dengan bidang kelautan. Dia mengatakan sejak kecil tinggal di daerah pantai dan tertarik dengan perikanan. Dia mengatakan pada 2010 mendukung Herdy Gemawan untuk melakukan budidaya kerapu. Tahun 2011, dia juga aktif dalam kepengurusan beberapa asosiasi ikan Koi. Antara lain sebagai Ketua Panitia Kontes Koi ‘Pray For Japan’ 2011, dan membantu Panitia Asia Young Koi Show 2012.

Advertising
Advertising

“Selanjutnya aktif dalam asosiasi sidat bersama Profesor Martani Huseini. Juga bersama Chalid Muhammad dan Chandra Motik saat ada pertemuan nelayan nasional,” ujar dia.

Effendi Gazali mengatakan sejak 2019 juga tertarik meneliti lobster. Sejak Agustus 2019, kata dia, sudah melakukan penelitian pangsa pasar sesungguhnya lobster di China . “Sekali lagi tetap salam hormat, dan semoga Bapak Hakim yang mulia bisa memahami. Di setiap bidang ada proses komunikasinya,” kata dia. Terlebih, kata Effendi, dirinya sejak awal tidak sependapat dengan ekspor benih lobster yang belum memenuhi syarat budidaya.

Berita terkait

KKP Luncurkan Project Management Office 724 untuk Awasi Pengelolaan Lobster

2 hari lalu

KKP Luncurkan Project Management Office 724 untuk Awasi Pengelolaan Lobster

KKP membentuk PMO 724 untuk mendukung tata kelola lobster di tanah air.

Baca Selengkapnya

200 Ha Lahan di Tangerang Masuk Plotting Proyek Strategis Nasional PIK 2, 100 Ha di Antaranya, Kawasan Lahan Perhutani dan KKP

3 hari lalu

200 Ha Lahan di Tangerang Masuk Plotting Proyek Strategis Nasional PIK 2, 100 Ha di Antaranya, Kawasan Lahan Perhutani dan KKP

Sekitar 200 hektar tanah di Desa Lontar Kecamatan Kemeri Kabupaten Tangerang, masuk dalam plotting lahan Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2

Baca Selengkapnya

Tim Gabungan Polri dan KKP Ungkap Penyelundupan 125.684 Benih Lobster Senilai Rp 25 Miliar di Jambi

4 hari lalu

Tim Gabungan Polri dan KKP Ungkap Penyelundupan 125.684 Benih Lobster Senilai Rp 25 Miliar di Jambi

Asumsi harga pasaran setiap benih lobster antara Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu.

Baca Selengkapnya

Sumatera Selatan Masuk Jalur Utama Penyelundupan Benih Lobster, 2,3 Juta Ekor Berhasil Diselamatkan Aparat

11 hari lalu

Sumatera Selatan Masuk Jalur Utama Penyelundupan Benih Lobster, 2,3 Juta Ekor Berhasil Diselamatkan Aparat

Sumatera Selatan masuk sebagai salah satu jalur utama penyelundupan benih lobster. Dari 2021-2023, berhasil digagalkan 17 kali upaya penyelundupan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

12 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

13 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

14 hari lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

15 hari lalu

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) telah menetapkan 5,5 juta hektar habitat penyu sebagai kawasan konservasi.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

15 hari lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

15 hari lalu

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya