Korban Gempa Mamuju Sudah Mulai Beraktifitas, Ada yang Masih Trauma

Minggu, 31 Januari 2021 06:44 WIB

Sejumlah pekerja mencari sisa puing bangunan sekolah SMK 1 Rangas yang roboh pasca gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa, 26 Januari 2021. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar menyatakan sebanyak 117 sekolah rusak akibat dampak gempa bumi Magnitudo 6,2 yang terjadi pada 15 Januari lalu. ANTARA FOTO / Akbar Tado

TEMPO.CO, Mamuju - Dua pekan lalu gempa Mamuju mengguncang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Tetapi masih menyisakan reruntuhan bangunan, sisi kanan-kiri jalan tanjakan menuju tempat pengungsian masih berserakan. Jaraknya sekitar 100 meter dari Jalan Trans Sulawesi. Masyarakat berdomisili Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro belum fokus membersihkan puing rumahnya akibat gempa.

Mereka masih menegakkan tenda dengan menambahkan empat tiang kayu. Kemudian terpal berwarna biru dijadikan atap, yang dibangun masing-masing korban. Menjelang magrib, pelbagai aktivitas dilakukan warga di lokasi pengungsian tepatnya di Dusun Sendana. Ada yang berkumpul sambil bercerita, bercanda, berolahraga, serta anak-anak yang bermain di sela-sela tenda.

“Ada warga yang mulai membersihkan rumahnya,” ucap Kepala Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Syahril, Sabtu 30 Januari 2021.

Semangat warga, kata dia, mulai bangkit karena sudah pergi berkebun. Para korban pun mulai melempar senyuman saat ada orang yang berkunjung. Menurut Syahril, pola-pola komunikasi dan saling memotivasi menjadi kunci untuk menghilangkan ketakutan.

Apalagi juga ada bantuan dari relawan dalam mendirikan tenda hingga memberikan logistik. Itu yang membuat situasi mulai membaik. “Saling memotivasi dan berkoordinasi bisa menghilangkan ketakutan,” tutur dia.

Juma, perempuan 60 tahun ini bahkan langsung membersihkan rumahnya dua hari setelah terjadi gempa. Namun saat mengangkat batu bata mengenai betis sebelah kirinya, sehingga membuat dia terluka. Puing batu bata itu dibersihkan lantaran mengganggu jalan. “Masih bisa jalan, cuman masih sakit,” kata menantunya, Udin, 45 tahun.

Baca: Gempa Sulbar: Menko PMK Sebut Pemerintah Akan Bantu Rumah Warga yang Rusak

Dia berharap luka yang ada dialami mertuanya cepat mendapatkan pengobatan supaya lekas sembuh. Saat ini, lanjut Udin, Juma hanya berada di tenda untuk proses penyembuhan. Karena seluruh tembok rumah berukuran 5x12 meter persegi itu telah hancur.

Lenni, 30 tahun, mengatakan hal serupa. Ia melakukan pembersihan saling bergotong royong. Untuk menghilangkan rasa trauma pada anak, ia mengajak anak-anak bermain dan mengaji. Sedangkan ibu-ibu saling mendukung jika cobaan ini bisa dilalui bersama dan cepat pulih kembali.

Semua dilakukan agar rasa takut dalam peristiwa gempa itu terlupakan. Bahkan, keponakan laki-laki dia usia tiga tahun takut masuk ke rumah, setelah kakinya tertimpa bangunan. “Sore hari kita ajak bermain supaya terhibur, dan ibu-ibu cerita saling mendukung,” ujar dia.

Guru mengaji, Arifin, 49 tahun mengatakan setiap malam anak-anak diajak mengaji setelah salat magrib di Masjid Darurat. Selama ini masjid yang ditempati beribadah telah rata dengan tanah. Namun itu tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk beribadah.

Dengan begitu, ia meyakini bisa menghilangkan perasaan trauma akibat gempa lalu. “Tapi sekarang terbatas hanya dua kali seminggu mengaji,” tutur dia yang menyebutkan jika dulunya mengaji empat kali dalam sepekan.

Kepala Desa Botteng Utara, Syahril menambahkan total kepala keluarga yang ada di tempat pengungsian sebanyak 150. Sedangkan 250 KK lainnya mendirikan tenda di Dusun Popanga dan Pasada.

Musababnya tenda di lapangan sepak bola ini tidak bisa menampung semua masyarakat, sehingga ada juga warga yang mendirikan tenda di depan rumahnya. Khusus di wilayahnya, lanjut dia, ada satu korban yang meninggal akibat gempa, enam orang luka berat, dan 20 luka ringan. “Semua warga mengungsi karena 90 persen rumah rusak berat dari total 350 unit, jadi tidak bisa ditempati,” ucap Syahril.

Senior Manager Aksi Cepat Tanggap (ACT), Dede Abdul Rahman mengatakan pihaknya tengah melakukan pemulihan dengan beberapa program bagi korban gempa Mamuju. Misalnya penyembuhan trauma, mengajak warga berkomunikasi, mendirikan tenda darurat, hingga membagikan makanan siap saji setiap hari. “Jadi kami lakukan recovery dengan beberapa program, termasuk membangun hunian yang nyaman,” tambah Dede.

Didit Hariyadi

Berita terkait

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

8 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

19 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

1 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

1 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

1 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

2 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

2 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

2 hari lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya