Partai Ummat Jawa Timur Siap Terima Kader Muhammadiyah
Reporter
Antara
Editor
Eko Ari Wibowo
Rabu, 30 Desember 2020 05:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Inisiator Partai Ummat di Jawa Timur Didik Setyobudi menyatakan siap menerima kader Muhammadiyah yang akan bergabung dengan partainya.
"Kami sangat terbuka, dan ini mungkin menjadi awal yang baik bagi Partai Ummat untuk segera deklarasi," ujarnya ketika dihubungi di Surabaya, Selasa.
Sejumlah kader Muhammadiyah di Jatim diinformasikan berpindah partai dari Partai Amanat Nasional (PAN) ke Partai Umat seiring terjadinya polemik pasca-Musyawarah Wilayah V beberapa waktu lalu.
Bahkan, tak diakomodasinya seorang pun kader Muhammadiyah di tim formatur PAN Jatim membuat banyak kader yang berancang-ancang "pindah bendera".
"Saya sudah mendengar dinamika seputar Musywil PAN Jatim yang menyisakan kekecewaan bagi kader-kader Muhammadiyah, padahal selama ini aktif," ucapnya.
Karena itu, Didik yang merupakan mantan Anggota DPRD Jatim dari PAN mengaku mulai mendapat isyarat akan adanya migrasi kader-kader PAN ke Partai Ummat.
Menurut dia, kader-kader Muhammadiyah yang selama ini konsentrasi di dunia politik sangat dibutuhkan untuk membesarkan Partai Ummat bersama-sama tokoh reformasi Indonesia Amien Rais.
"Ada beberapa senior PAN Jatim yang sudah berkomunikasi dengan kami dan menunjukkan ketertarikannya terhadap Partai Ummat," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hasil keputusan Musywil V DPW PAN Jatim menetapkan lima anggota formatur yang dipilih oleh pusat, yakni Achmad Ruba'i, Heri Romadhon, Abdullah Abu Bakar, Masfuk, dan Riski Sadig.
Di antara kelima anggota tersebut, tak seorang pun berasal dari kader Muhammadiyah.
Ketua PW Muhammadiyah Jatim KH Saad Ibrahim juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap PAN Jatim. Ia mengakui kebijakan umum Muhammadiyah adalah menjaga jarak yang sama dengan semua partai, namun, apabila PAN yang mayoritas dipilih orang Muhammadiyah mengabaikan kadernya maka akan menjadi kerugian.
"Sehingga kemudian Muhammadiyah bisa menempatkan kadernya di banyak tempat. Justru kalau PAN mengabaikan hal itu, dan pemilih sesungguhnya PAN adalah dari Muhammdiyah, maka harus dipertimbangkan betul itu, terutama soal formatur dari Muhammadiyah," tuturnya.