Peneliti Nilai Pilkada 2020 Terlihat Lancar karena Tak Banyak Pemilih Datang
Reporter
Friski Riana
Editor
Aditya Budiman
Sabtu, 12 Desember 2020 12:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, mengatakan hari pemungutan suara Pilkada 2020 tampak lancar karena tidak banyak pemilih yang hadir di tempat pemungutan suara (TPS).
"Memang kalau kita lihat lancar saja. Karena memang orang tidak banyak yang datang," kata Yohan dalam diskusi Perspektif Indonesia, Sabtu, 12 Desember 2020.
Yohan mengatakan data perolehan suara yang masuk di Sirekap rata-rata baru 50 persen. Sehingga, belum ketahuan rata-rata tingkat partisipasi pada Pilkada 2020. Namun, dari pengamatan di lapangan, seperti di TPS lingkungan rumahnya, hanya 50 persen pemilih yang datang.
Selain itu, Yohan mengatakan bahwa kerumunan memang tidak terjadi di kawasan tempat pemungutan suara, tetapi di luar. "Memang di luar wilayah KPU. Tapi, kan, kerumunan hadir karena ada TPS," ujarnya.
Menurut Yohan, jajak pendapat Litbang Kompas sejak Ferbuari 2020, mayoritas responden meminta agar pelaksanaan Pilkada ditunda ke tahun depan. "Kita sempat empat kali mengadakan jajak pendapat itu hampir seragam hasilnya, 60 persen lebih berharap ditunda," kata dia.
Melihat substansinya, Yohan menilai pelaksanaan Pilkada 2020 dan situasi pandemi Covid-19 juga kontradiktif. Pilkada, kata dia, adalah demokrasi yang membutuhkan kehadiran. Sementara pandemi Covid-19 mengharuskan orang-orang tidak hadir. "Tapi karena sudah diputuskan, ternyata terbukti ya respons publik juga dinyatakan dengan tindakan," ucapnya.
FRISKI RIANA