TEMPO Interaktif , Jayapura: Kekurangan dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) berkurang dari 30 persen (2004) menjadi sekitar 12 persen. "Kiat pertama untuk meningkatkan adalah memberi insentif dokter Rp 5 juta dan bidan Rp 2.5 juta yang mau PTT di daerah sangat terpencil," papar Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari di Jayapura Papua.
Adanya otonomi daerah, Menteri Siti melanjutkan maka daerah bebas enarik dokter dengan insentif yang mereka tentukan sendiri. Berkembang tidaknya suatu daerah tergantung inovasinya," tandasnya. Namun tampaknya kabar terkini menunjukkan para bupati telah engirimkan putra terbaiknya untuk sekolah dokter, meski tetap juga elum terpenuhi kuotanya.
Di Provinsi Papua, menurut Kepala Dinas Kesehatan Bagus Sukaswara okter PTT sangat membantu kebutuhan dokter di daerah pedalaman. Tahun 007 saja terdapat 283 dokter PTT di Provinsi Papua. Jauh lebih besar ari dokter yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil yakni sekitar 30-an dokter.
"Skema overlapp dokter PTT membantu mengisi tenaga yang kosong," jelas agus. Dokter PTT yang akan ditempatkan di Papua datang lebih awal una mengisi dokter yang akan selesai sehingga tak ada kekosongan. ebutuhan dokter di tingkat Puskesmas Provinsi Papua mencapai 450 buah. "Idealnya paling tidak satu puskesmas perawatan punya dua dokter," andas Bagus.
Adapun kebutuhan perawat dan bidan, lanjut Bagus sebenarnya sudah erpenuhi. "Bahkan Papua menduduki nomer 4 secara nasional." Namun elihat kondisi geografis Papua, maka jumlah perawat banyak tidak tomatis menjangkau seluruh penduduk. Ia mengilustrasikan satu Puskesmas di Papua jangkauannya hampir sepertiga Jakarta.