Epidemiolog: Pilkada 2020 dan Libur Akhir Tahun Bisa Mengerek Kasus Covid-19

Reporter

Dewi Nurita

Sabtu, 28 November 2020 15:54 WIB

Wisatawan mengikuti Rapid Test massal di halaman Masjid Harakatul Jannah, Simpang Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 29 Oktober 2020. Bagi wisatawan yang menunjukan hasil non reaktif dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan dan diberi surat keterangan oleh petugas medis. Namun yang reaktif, harus menjalani tes swab dan diminta isolasi mandiri sambil menunggu hasil. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menyebut masyarakat tidak perlu kaget dengan penambahan kasus Covid-19 yang terus menembus rekor baru, bahkan hingga mendekati 6.000 kasus dalam sehari. Data hingga 27 November kemarin, terdapat penambahan 5.828 kasus baru Covid-19 dalam sehari. Sehingga, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 522.581 orang.

"Jangan kaget tembus segitu, harusnya dari dulu kita deteksi itu," ujar Dicky saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 28 November 2020.

Dicky mengatakan angka-angka ini menunjukkan kurva Covid-19 di Indonesia belum terkendali, upaya melandaikan kurva belum berhasil dan kasus positif di masyarakat masih banyak yang belum terdeteksi.

Hal tersebut, lanjut Dicky, terlihat dari case positivity rate di Indonesia yang selalu di atas 10 persen. Case positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. WHO menetapkan standar case positivity rate sebesar 5 persen.

"Artinya kecepatan kita melakukan testing dan tracing ini masih jauh tertinggal dibanding kecepatan penyebaran virus," ujar dia.

Jika melihat dengan permodelan estimasi epidemiologi, kata Dicky, estimasi kasus terendah di Indonesia sudah mencapai 10 ribu per hari. Namun sayangnya, kata Dicky, kemampuan testing di Indonesia masih kurang dari setengahnya.

"Jadi, jangan kan 6.000. Penambahan 10 ribu kasus saja belum menggambarkan kasus sebenarnya. Sebab ini kan masih estimasi terendah," ujar Dicky.

Ia memprediksi, agenda Pilkada 2020 dan libur akhir tahun ini akan menyebabkan kurva Covid-19 terus meningkat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama.

"Ini akan memperberat layanan kesehatan dan angka kematian akan tinggi. Jadi kalau agenda-agenda itu tidak bisa lagi ditunda, ya, setidaknya lakukan upaya minimalisir dampaknya dengan tingkatkan testing menjadi 100 ribu per hari," ujar Dicky.

DEWI NURITA

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

20 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

23 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

24 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya