Menteri KKP Diciduk KPK, Politikus Gerindra Desak Prabowo Mundur
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Amirullah
Rabu, 25 November 2020 11:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Gerindra Arief Poyuono meminta para kader partainya mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada Rabu dini hari, 25 November 2020. Penangkapan anak buah Prabowo Subianto itu diduga terkait kasus korupsi ekspor benur lobster.
"Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo sebagai bos besarnya Edhy Prabowo. Mulut yang sudah berbusa-busa mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat itu, ternyata anak buahnya sendiri terkena OTT," ujar Arief lewat keterangan tertulis, Rabu, 25 November 2020.
Ditangkapnya Edhy Prabowo, kata Arief, tentu akan berpengaruh terhadap elektabilitas Gerindra. "Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya hingga berpotensi besar menghancurkan marwah partai. Atau jika gentleman, dia harus mundur dari kabinet Jokowi-Ma'ruf serta dari Gerindra," ujarnya.
Prabowo, kata Arief, harusnya sejak awal mengingatkan dan melarang para kadernya dan keluarganya untuk memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis. Izin ekspor lobster disebut banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga. "Tapi nyatanya justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," ujar dia.
Sampai saat ini, Edhy Prabowo masih diperiksa penyidik. KPK memiliki waktu 1x24 untuk mengumumkan status Edhy. Para petinggi Partai Gerindra masih menolak berkomentar sebelum ada keterangan resmi dari KPK.