TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya untuk menjaga toleransi antar umat beragama, terutama di tengah pandemi Covid-19.

"Presiden menyampaikan pentingnya menjaga kemajemukan dan toleransi. Di tengah pandemi seperti saat ini, presiden menyampaikan keprihatinan masih terus terjadinya intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama," ujar Retno, dalam konferensi pers daring terkait KTT ASEAN ke-37, Ahad, 15 November 2020.

Retno mengatakan Presiden khawatir hal ini hanya akan mencabut harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. "Presiden menyampaikan bahwa hal ini tidak boleh terjadi," kata Retno.

Jokowi mengatakan saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan, dan kerja sama untuk mengatasi Covid-19 dan tantangan global lainnya.

"Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia berpandangan bahwa kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Nilai lambang dan sensitivitas agama harus selalu dihormati,"kata Retno.

Di saat yang sama, Retno mengatakan Indonesia juga mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Retno mengatakan Jokowi mengajak Sekjen PBB untuk terus bekerja sama memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apapun.

"Pernyataan presiden mengenai terus perlunya diperkuat kerja sama toleransi dan mencegah ujaran kebencian ini, secara khusus mendapat tanggapan positif dari Sekjen PBB," kata Retno.