Disasar Aksi Boikot Prancis, Ini Respons Direktur Institut Francais Indonesia

Jumat, 6 November 2020 06:07 WIB

Umat Islam membawa poster saat unjuk rasa anti Prancis di pusat kebudayaan Prancis Institut Francais Indonesia (IFI) di Bandung, Senin, 2 November 2020. Pernyataan Presiden Prancis tersebut juga memicu gelombang unjuk rasa di sejumlah negara Muslim. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Aksi unjuk rasa memboikot Prancis ikut melebar ke Institut Francais Indonesia (IFI) di Bandung. Sekelompok massa menyambangi pusat kebudayaan Prancis itu Senin lalu dalam keadaan kosong karena tutup selama pandemi. Kepada Tempo, Direktur IFI Bandung Aude-Emeline Loriot-Nurbianto menjelaskan sikap negaranya dan prinsip kebebasan yang berbatas.

Menurutnya, kemerdekaan untuk menyampaikan pendapat di muka umum, seperti aksi unjuk rasa, adalah kebebasan fundamental yang dijamin oleh hukum Indonesia dan Konvensi Internasional Perlindungan Hak Asasi Manusia. Namun dia enggan menanggapi aksi protes itu. “Seperti pada unjuk rasa yang lainnya, kami tidak ada komentar,” ujarnya lewat wawancara tertulis, Kamis, 5 November 2020.

Aksi unjuk rasa di Bandung itu terkait dengan publikasi ulang kartun Nabi Muhammad SAW oleh koran mingguan Charlie Hebdo pada Oktober lalu dan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron setelahnya. Selain Institut Francais Indonesia Bandung, Kedutaan Besar Prancis di Jakarta pun jadi sasaran protes.

Prancis, menurut Aude-Emeline Loriot-Nurbianto, mendukung dan melindungi kebebasan berpendapat dan berekspresi. “Selama kebebasan tersebut tidak memicu kebencian dan kekerasan serta tidak membenarkan tindakan terorisme,” ujarnya.

Menjadi tugas hakim untuk menentukan apakah kerangka kebebasan berpendapat yang diatur oleh undang-undang tersebut dipatuhi atau tidak sesuai ketentuan yang ada. “Dalam hukum yang berlaku di Prancis, pembatasan dalam kebebasan berpendapat dan berekspresi tidak mencakup kritik terhadap agama atau simbol-simbol keagamaan,” kata Aude-Emeline Loriot-Nurbianto.

Advertising
Advertising

Mendukung kebebasan berpendapat di Prancis bukan berarti bahwa segala sesuatu bisa dilakukan. Ada hukum yang melindungi setiap warga negara.

Ia menilai ada perbedaan jelas antara hak memperdebatkan sistem berpikir, agama atau keyakinan, yang mencakup kebebasan untuk mengkritik termasuk melalui humor, di satu sisi, dan hasutan kebencian terhadap agama, di sisi lain. “Dan sesuai hukum yang berlaku di negara kami, yang terakhir inilah yang diperangi.”

Sikap Prancis yang mendukung kebebasan berpendapat, kata dia, tidak berarti mengabaikan reaksi yang disampaikan dunia. “Bahwa terdapat kepekaan yang berbeda. Tetapi batas mutlak yang tidak boleh dilewati adalah kekerasan yang tidak dan tidak akan pernah menjadi praktik yang dapat diterima,” ujar Aude-Emeline Loriot-Nurbianto.

Menurut dia, Prancis adalah negara yang memiliki tujuan universal mengupayakan perdamaian dan hak untuk menjalankan kehidupan warganya dengan apa pun agama yang dianut. “Hal ini sejalan dengan nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia,” kata dia.

Kesamaan itu menjadi salah satu alasan mengapa kedua negara menjadi mitra strategis selama 70 tahun menjalin hubungan diplomatik.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

10 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

11 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

16 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

24 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

25 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

29 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

31 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya