Rekomendasi TGPF Intan Jaya Disebut Tak Selesaikan Konflik Papua

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Kamis, 22 Oktober 2020 14:10 WIB

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menerima secara simbolik laporan hasil penyelidikan TGPF Intan Jaya dari Ketua TGPF Benny Mamoto, Rabu, 21 Oktober 2020 di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Amnesty Internasional Indonesia Ari Pramudya menyayangkan rekomendasi yang dibuat Tim Gabungan Pencari Fakta Intan Jaya Papua (TGPF Intan Jaya). Ia menilai rekomendasi berupa penambahan pasukan organik di daerah-daerah kosong di Papua, tidak menyelesaikan masalah yang ada di sana.

"Setidaknya dari pernyataan ini saja kami masih bisa melihat bahwa pendekatan di lapangan adalah pendekatan keamanan, tapi tidak bisa dipungkiri pendekatan keamanan ini menjadi salah satu jatuhnya korban dari warga sipil," ujar Ari dalam konferensi pers daring, Kamis, 22 Oktober 2020.

Ia mengatakan bahwa TGPF seharusnya memberikan rekomendasi bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang menyeluruh guna mencegah terjadinya siklus kekerasan di kemudian hari. Seharusnya TGPF tidak hanya menggunakan pendekatan kasuistis, apalagi berselang informasi yang parsial.

"Harus komprehensif melihat kondisi permasalahan di Papua secara utuh dengan mencari akar permasalahannya," kata Ari.

Direktur Imparsial Al Araf juga mengatakan pendekatan keamanan ini akan membuat ekses-ekses terhadap kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua akan terus terjadi. Pendekatan ekonomi yang dilakukan pemerintah, tak bisa berjalan bersamaan dengan pendekatan keamanan.

Advertising
Advertising

"Di satu sisi ingin membangun ekonomi, tapi di sisi lain mau melakukan pendekatan keamanan melalui operasi militer. Akhirnya menimbulkan tidak trust terhadap pemerintah," kata dia.

Apalagi, ia mengatakan, saat ini ada sekitar 14 ribu pasukan yang ada di Papua. Dari estimasi Imparsial, hingga 2029 konsentrasi pasukan berdasarkan data Kementerian Pertahanan diestimasikan akan terus bertambah kekuatannya hingga 29 ribu pasukan.

"Jadi ada eskalasi peningkatan, makanya ada pembangunan Kodam dan sebagainya itu," kata dia.

Ia menyarankan adanya jalan lain dalam menyelesaikan konflik ini. Jalur dialog, dinilai Al Araf menjadi solusi paling konkret untuk mengakhiri masalah di sana.

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

2 hari lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya