Banyak Orang yang Dituduh Terafiliasi PKI Belum Dipulihkan Haknya

Rabu, 30 September 2020 16:40 WIB

Bendera Merah Putih berkibar setengah tiang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 30 September 2020. Pengibaran bendera setengah tiang menjadi simbol penghormatan para pahlawan revolusi yang menjadi korban pengkhianatan dalam peristiwa G30S. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan komisioner Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Yuniyanti Chuzaifah, mengatakan banyak orang yang dituduh terafiliasi dengan PKI belum dipulihkan. Ia mengatakan para korban masih sering mendapat intimidasi.

"Tiap menjelang 30 September itu banyak pamflet di mana-mana, dan itu membuat korban kembali trauma, mereka masih dimata-matai, mereka sulit berkumpul," kata Yunianti dalam konferensi pers, Rabu, 30 September 2020.

Dari laporan yang diterima Komnas Perempuan selama ini, setidaknya ada ratusan kesaksian kekerasan berbasis gender yang terjadi pada saat tragedi 1965. Paling umum, para wanita diinterogasi paksa dan dicari tato bergambar palu arit. Selain itu mereka juga umumnya dituding sebagai bagian dari Gerwani.

Ada pula yang mengalami kekerasan seksual hinggap pemaksaan aborsi. Belum lagi soal penghilangan paksa terhadap suami mereka. Hal ini diperparah dengan stigma negatif yang terus mereka pikul hingga saat ini.

"Kemudian kekerasan seksual itu menjadi pola konflik. Ini kayak direplikasi, saya kebetulan bekerja di beberapa wilayah konflik, itu kekerasan seksual itu seperti simbol penaklukan, perendahan," kata Yunianti.

Advertising
Advertising

Para korban, yang sekarang sudah memasuki usia sepuh, bahkan juga masih mengalami intimidasi. Ia mencontohkan peristiwa 4 tahun lalu, saat Komnas Perempuan bersama Komnas HAM dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), membahas skema dana bantuan kesehatan bagi mereka.

Yang terjadi adalah mereka didatangi oleh sekelompok orang yang membawa senjata tajam. Diskusi pun batal dan dibubarkan secara paksa.

"Orang-orang sepuh itu dalam kondisi sangat ketakutan. Padahal baru mau berdiskusi soal kesehatan dan sampai meringkuk di parit dan saya sedikit sekali karena saya merasa sebagai lembaga HAM, saya merasa apa yang bisa saya lakukan? Merasa gagal melindungi pada momen itu," kata Yunianti.

Berita terkait

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

5 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

10 jam lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

11 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

Ketua KPU Hasyim Asy'ari telah dilaporkan ke DKPP atas dugaan asusila terhadap seorang perempuan anggota PPLN. Ini aturan pidana pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

14 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Kiai Abal-Abal Pemerkosa Santri di Semarang Divonis 15 Tahun Bui, Mantan Jamaah Harap Laporan Penggelapan Uang Segera Diusut

15 hari lalu

Kiai Abal-Abal Pemerkosa Santri di Semarang Divonis 15 Tahun Bui, Mantan Jamaah Harap Laporan Penggelapan Uang Segera Diusut

Muh Anwar, kiai abal-abal Yayasan Islam Nuril Anwar serta Pesantren Hidayatul Hikmah Almurtadho divonis penjara 15 tahun kasus pemerkosaan santri.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

16 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya

Bercanda Soal Kekerasan Seksual, Ivan Gunawan Akui Salah dan Minta Maaf

19 hari lalu

Bercanda Soal Kekerasan Seksual, Ivan Gunawan Akui Salah dan Minta Maaf

Ivan Gunawan mengunggah video pada Ahad petang ini untuk meminta maaf atas candaan kekerasan seksual yang dilontarkannya.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

19 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya