TEMPO.CO, Jakarta - Syaiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menggelar survei terkait penilaian publik terhadap isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Hasilnya, hanya 14 persen dari total responden yang menyatakan percaya partai ini bangkit kembali.
"Responden yang setuju bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI ini relatif tidak terlalu banyak dan tetap dari waktu ke waktu," ujar Sirojudin Abbas, Direktur Eksekutif SMRC, dalam konferensi pers, Rabu, 30 September 2020.
Dari hasil sigi tersebut, Sirojudin mengatakan secara total ada 36 persen yang tahu isu kebangkitan PKI di tanah air. Dari 36 persen itu, hanya 14 persen dari populasi setuju bahwa partai ini bangkit kembali. Sedangkan, sisanya menyatakan tidak setuju.
Dari 14 persen yang setuju dengan isu kebangkitan PKI, Sirojudin mengatakan ada 79 persen atau 11 persen dari total populasi, yang menilai kebangkitan PKI saat ini sudah menjadi ancaman.
"Dan dari 11 persen tersebut, ia menyebut mayoritas atau 69 atau 8 persen dari populasi, merasa pemerintah kurang atau tidak tegas sama sekali dengan ancaman kebangkitan PKI tersebut," kata Sirojudin.
Survei ini dilakukan pada 23 hingga 26 September 2020. Secara total ada 1.203 responden dipilih secara acak dari koleksi sampel acak. Para responden adalah warga Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Survei dilakukan lewat telepon.
Para responden adalah peserta survei nasional yang dilaksanakan SMRC di tahun 2016 sampai saat ini. "Margin of error survei diperkirakan antara kurang lebih 2,9 persen. Pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi sample random sampling," kata Sirojudin.
Survei SMRC juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menilai bahwa isu ini sengaja dimainkan. Sebesar 46 persen responden mengaku percaya bahwa isu kebangkitan komunis ini dihembuskan pihak tertentu untuk kepentingan tertentu dan sebetulnya tidak nyata. "Hanya 22 persen yang percaya bahwa kebangkitan PKI itu nyata adanya," kata Sirojudin.