Dokter dan tenaga medis memastikan kenyamanan dan keamanan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki ruang isolasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Jakarta, Jumat 15 Mei 2020. Dokter dan tenaga medis harus dipastikan keamanan APD, mulai dari memakai hingga melepas melalui prosedur yang ketat untuk menghindari tertular virus Covid-19, selain itu petugas medis juga memerlukan usaha yang besar karena harus menahan panas hingga buang air kecil selama kurang lebih 8 jam lamanya. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Lapor Covid-19 meluncurkan pusara digital untuk mengenang jasa para tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19 selama kurang lebih enam bulan pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Pusara digital dapat diakses melalui laman nakes.laporcovid19.org. Laman ini berisi nama, foto, dan testimoni mengenai para tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19. Di laman tersebut, para kerabat dan keluarga juga dapat menuliskan testimoni mereka.
"Pusara digital ini, kami harapkan dapat menjadi semacam museum pengetahuan tempat kita mengingat dan berefleksi tentang mereka yang gugur dalam pandemi. Bagi keluarga, sejawat, dan kerabat, silakan menabur bunga di pusara digital ini," kata inisiator Lapor Covid-19 Ahmad Arif dalam acara peluncuran pusara digital secara virtual, Sabtu, 5 September 2020.
Catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sekitar 100 nakes meninggal selama enam bulan pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Sementara menurut data Lapor Covid-19, sudah lebih dari 150 nakes yang wafat karena terinfeksi Covid-19 dalam setengah tahun ini.
"Tenaga kesehatan yang gugur melawan Covid-19 ini bukan hanya angka-angka, mereka memiliki kisah dan relasi sosial di masa lalu, mereka juga punya peran dalam kehidupan kita kini dan kelak," kata Arif.