Din Syamsuddin Sebut Ada 150 Tokoh Merapat ke KAMI

Reporter

Egi Adyatama

Sabtu, 15 Agustus 2020 15:53 WIB

Tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin, memberi keterangan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam membahas pengunduran diri sebagai utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 25 September 2018. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) akan mendeklarasikan diri pada 18 Agustus 2020, di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat pukul 10.00 WIB. Koalisi yang mereka klaim sebagai gerakan moral ini akan dideklarasikan oleh beberapa tokoh nasional, salah satunya ialah Din Syamsuddin.

"Peringatan deklarasi tersebut juga akan dilaksanakan bersamaan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia ke-75, sekaligus bagi kami peringatan ditetapkannya Pancasila sebagai dasar negara," kata Din Syamsuddin, salah satu inisiator KAMI, dalam konferensi pers, Sabtu, 15 Agustus 2020.

Din mengatakan setidaknya ada 150 tokoh yang telah sepakat dan ikut serta dalam deklarasi ini. Selain dia, ada nama-nama seperti Rachmawati Soekarnoputri, eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Ketua Umum Front Pembela Islam Sobri Lubis.

Lalu ada mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, akademisi Rocky Gerung, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, hingga pakar hukum tata negara Refly Harun.

Din menyebut Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia terdiri dari berbagai elemen bangsa. Mulai dari tokoh lintas agama, akademisi, aktivis, kaum buruh, dan berbagai sosok lintas generasi. Bahkan dukungan terhadap gerakan ini, ia sebut, berasal dari dalam dan luar negeri. Hal ini, menurut Din, dibuktikan dengan telah dibentuknya KAMI di berbagai daerah di Indonesia dan di luar negeri.

Advertising
Advertising

Adapun alasan pembentukan KAMI, menurut Din, adalah adanya persamaan pikiran dan pandangan bahwa kehidupan dan kenegaraan Indonesia saat ini telah menyimpang dari cita-cita nasional dan dari nilai-nilai dasar yang telah disepakati pendiri bangsa.

"KAMI dapat membuktikan telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap nilai nilai itu. Semua bersepakat," kata Din.

Selain itu, ia mengatakan, KAMI sebenarnya masih menaruh harapan khususnya kepada partai politik dan DPR. Saat ini, Din mengatakan para wakil rakyat itu tak mau menyuarakan aspirasi rakyat. "Inilah yang membuat kami, kita semua turun sendiri untuk menyuarakan suara kita, pikiran kita," kata dia.

Din mengatakan sebagai gerakan moral, maka gerakan yang dia gagas itu juga berdimensi politik. Namun ia menolak gerakan dia disebut sebagai politik praktis. Ia menyebut gerakannya adalah politik moral yang lebih tinggi dari politik praktis.

"Dan ini dijamin oleh Undang-Undang untuk berserikat, untuk melakukan social control, pengawasan sosial. Dengan kritik, dengan koreksi, bahwa nanti pendukung kami, jejaringnya, melakukan aksi-aksi itu bagian dari gerakan moral, terutama untuk menyampaikan pendapat," kata Din.

Berita terkait

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

19 jam lalu

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

PPP dan PKB sudah memetakan daerah-daerah yang menjadi target mereka di pilkada pada November mendatang.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

2 hari lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

2 hari lalu

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

Pakar menduga, Prabowo belum menemukan titik temu untuk membuka komunikasi dengan PKS.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

3 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menyatakan Prabowo selalu berpesan satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit.

Baca Selengkapnya

Respons PDIP-NasDem-PKS soal Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Respons PDIP-NasDem-PKS soal Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo

Bagaimana sikap PDIP, NasDem, dan PKS usai Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih? Akan jadi koalisi atau oposisi?

Baca Selengkapnya

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

5 hari lalu

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

Partai Demokrat akan mengikuti keputusan presiden terpilih Prabowo Subianto jika ingin menambah partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Baca Selengkapnya

Respons Parpol di Luar KIM Soal Peluang Gabung ke Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Respons Parpol di Luar KIM Soal Peluang Gabung ke Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Muhaimin Iskandar mengatakan PKB ingin terus bekerja sama dengan Prabowo Subianto dan Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

5 hari lalu

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

Ada lobi-lobi disertai pembagian jatah menteri di kabinet. Rencana koalisi PDIP disertai syarat tertentu.

Baca Selengkapnya