Fakta Perseteruan Partai Berkarya Kubu Tommy Soeharto Vs Muchdi Pr

Reporter

Fikri Arigi

Sabtu, 15 Agustus 2020 08:02 WIB

Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal sebagai Tommy Soeharto di Jakarta Selatan, Kamis, 11 April 2019. TEMPO/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Dualisme di tubuh Partai Berkarya antara kubu Muchdi Purwoprandjono atau Muchdi Pr dengan kubu Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto belum mereda. Terakhir kubu Muchdi mengancam akan mencopot kader yang masih loyal pada Tommy apabila tidak hadir dalam Rapat Kerja Nasional.

Berikut fakta-fakta perseteruan kubu Tommy dan Muchdi:

- Dimulai dari Presidium Penyelamat Partai Berkarya

Dualisme di Partai Berkarya diketahui berawal dari dibentuknya Presidium Penyelamat Partai Berkarya pada Maret 2020 lalu. Presidium ini menurut Ketua panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang, dibentuk karena beberapa pihak merasa kepemimpinan Tommy tidak progresif.

Badar mengatakan selama dua tahun terakhir kader menantikan petunjuk bagaimana menjalankan organisasi yang baik. Namun menurutnya tak ada arahan dari Tommy Soeharto selama ini. Bahkan putra bungsu mantan Presiden Soeharto itu juga tak melakukan evaluasi atas hasil Pemilu 2019. "Tidak ada rapat-rapat," ujar Badaruddin.

Mantan Komandan Kopassus TNI Angkatan Darat, Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandjono. TEMPO/Aditia Noviansyah

Advertising
Advertising

Presidium ini kemudian merumuskan Munaslub, karena sudah sangat jenuh menunggu arahan Tommy.

Saat kubu Badar cs membentuk Presidium, kubu Tommy segera menggelar rapat pleno dan rapat pimpinan nasional. Dalam rapat pleno yang digelar Rabu lalu, 8 Juli 2020, Tommy mengatakan akan mencabut keanggotaan dan mencopot kader yang ingin menggelar Munaslub.

Tommy dan Sekretaris Jenderal Berkarya Priyo Budi Santoso sempat mendatangi lokasi Munaslub di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu 11 Juli 2020.

- Munaslub Tunjuk Muchdi Pr Jadi Ketua Umum

Badar mengatakan penunjukan Muchdi didasari keinginan untuk merevitalisasi marwah partai menjadi lebih baik. "Selama ini pengelolaannya tidak terlalu baik menurut teman-teman kader dan cenderung vakum," kata Badaruddin kepada Tempo, Ahad, 12 Juli 2020.

Kubu Tommy menganggap Munaslub yang digelar Badar cs sebagai forum ilegal. Ketua DPP Partai Berkarya Vasco Ruseimy mengatakan acara itu sudah dibubarkan langsung oleh Tommy sebelum dimulai.

"Munaslub dari mana? Toh kemarin kan acara ilegal tersebut sudah dibubarkan langsung oleh ketua umum kami, Pak Tommy Soeharto," kata Vasco kepada Tempo, Ahad, 12 Juli 2020.

Vasco mengatakan partai memiliki aturan untuk menggelar kegiatan yang mengatasnamakan partai, termasuk Munaslub. Ia mengatakan aturan-aturan itu ada dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai.

"Bukan seenaknya begitu. Pesertanya siapa, penyelenggaranya apa, dan atas dasar apa. Itu kan enggak jelas," kata Vasco.

- Hasil Munaslub Disahkan Kemenkumham

Badar yang kemudian menjadi Sekretaris Jenderal Berkarya hasil Munaslub menemui Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly untuk melaporkan hasil Munaslub partai yang berlangsung di Jakarta, 11-12 Juli 2020.

Pertemuan yang dilakukan di Gedung Kemenkumham dihadiri Ketua Harian Partai Berkarya Sonny Pudjisasono dan Bendahara Umum Harri Saputra Yusuf. "Kami menghadap dan melapor ke Pak Menkumham tentang keberadaan Partai Berkarya yang baru melaksanakan Munaslub," kata Badar, Kamis, 23 Juli 2020.

Dua pekan kemudian Badar menyatakan pengesahan kepengurusan Berkarya yang diketuai Muchdi Pr sudah tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-17.AH.11.01 tahun 2020 tertanggal 30 Juli 2020.

"Perubahan mendasar adalah Ketua Umum dari Hutomo Mandala Putra ke Muchdi Purwoprandjono, Sekretaris Jenderal dari Priyo Budi Santoso kembali ke Badaruddin Andi Picunang dan Ketua Dewan Pembina tetap, yakni Hutomo Mandala Putra," kata Badaruddin dalam keterangannya, Rabu, 5 Agustus 2020.

Dalam struktur anyar yang dilampirkan, nama Tommy Soeharto tercantum sebagai Ketua Dewan Pembina.

Yasonna kemudian mengakui telah menerbitkan dua Surat Keputusan untuk Partai Berkarya yang diajukan kubu Muchdi Pr. Dua SK bertarikh 30 Juli 2020 itu masing-masing mengenai pengesahan perubahan AD/ART dan kepengurusan Berkarya periode 2020-2025 di bawah Muchdi Pr.

"Benar, teknis tanya Pak Dirjen," kata Yasonna kepada Tempo, Kamis malam, 6 Agustus 2020.

Tommy mengaku keberatan namanya dicatut dalam kepengurusan Partai Berkarya kubu Muchdi Purwopranjono alias Muchdi Pr.

"Saya amat keberatan nama saya digunakan, dipublikasikan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Beringin Karya (Berkarya) tanpa seizin maupun sepengetahuan saya yang diumumkan di publik, sebagaimana jelas tertera dalam SK Menkumham nomor M.HH-17.AH.11.01 Tahun 2020," tulis Tommy dalam surat pernyataannya, Jumat, 14 Agustus 2020.

Tommy Soeharto menuturkan ia tidak mengakui hasil musyawarah nasional luar biasa Partai Berkarya yang digelar pada 11-12 Juli 2020 di Jakarta. Dalam Munaslub itu, Muchdi Pr terpilih sebagai ketua umum dan Badaruddin Andi Picunang menjabat sebagai sekretaris jenderal.

"Saya menyatakan Partai Berkarya tetap sesuai dengan SK No.MHH-04.AH.11.01 Tahun 2018 tanggal 25 April 2018," ujar putra Presiden Indonesia ke-2 Soeharto itu.

Berita terkait

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

13 hari lalu

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

Kopassus merayakan hari jadi ke-72 sejak berdiri pada 16 April 1952. Berikut daftar Danjen Kopassus dari 1952 hingga 2024, ada bapak dan anak.

Baca Selengkapnya

Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

49 hari lalu

Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

Indonesia pernah diguncangkan dengan kasus penyelewangan dana yang dilakukan kroni Soeharto. Yayasan Supersemar kemudian jadi masalah.

Baca Selengkapnya

Darma Mangkuluhur Hutomo Anak Tommy Soeharto, Minat Balap hingga Bisnis

8 Februari 2024

Darma Mangkuluhur Hutomo Anak Tommy Soeharto, Minat Balap hingga Bisnis

Darma Mangkuluhur Hutomo, putra sulung Tommy Soeharto menjadi sorotan publik setelah dikabarkan membuat lapangan golf senilai Rp1,2 triliun

Baca Selengkapnya

Sosok Darma Mangkuluhur Hutomo, Anak Tommy Soeharto yang Akan Buat Lapangan Golf Rp 1,2 T

8 Februari 2024

Sosok Darma Mangkuluhur Hutomo, Anak Tommy Soeharto yang Akan Buat Lapangan Golf Rp 1,2 T

Nama putra sulung Tommy Soeharto, Darma Mangkuluhur Hutomo tengah menjadi sorotan publik usai dikabarkan akan membuat lapangan golf senilai Rp 1,2 T.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Aset Tommy Soeharto yang Belum Laku Dilelang

28 Januari 2024

5 Hal tentang Aset Tommy Soeharto yang Belum Laku Dilelang

Tommy Soeharto senilai Rp2 triliun yang disita pemerintah melalui Satgas BLBI pada 2021 masih belum laku

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Beberkan Dua Alasan Aset BLBI Tommy Soeharto Rp 2 Triliun Tak Kunjung Laku

26 Januari 2024

Kemenkeu Beberkan Dua Alasan Aset BLBI Tommy Soeharto Rp 2 Triliun Tak Kunjung Laku

Kemenkeu akan kembali melelang aset sitaan milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Baca Selengkapnya

Tata Cahyani Awet Mesra dengan Bobby Tonelli, Netizen: Cocok Banget!

17 Desember 2023

Tata Cahyani Awet Mesra dengan Bobby Tonelli, Netizen: Cocok Banget!

Tata Cahyani dan Bobby Tonelli terlihat makin mesra dari video carpool terbaru. Video mendapatkan dukungan dari publik agar makin langgeng.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bicara Mobil dan Motor Buatan Indonesia, Begini Jejak Mobil Nasional Era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi

20 November 2023

Prabowo Bicara Mobil dan Motor Buatan Indonesia, Begini Jejak Mobil Nasional Era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi

Prabowo Subianto berjanji akan membuat mobil nasional jika terpilih. Mobnas sejak era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi sebut mobil Esemka.

Baca Selengkapnya

3 Tahun Lalu Pollycarpus Terpidana Kasus Pembunuhan Munir Meninggal, Apa Sebabnya?

16 Oktober 2023

3 Tahun Lalu Pollycarpus Terpidana Kasus Pembunuhan Munir Meninggal, Apa Sebabnya?

Hari ini, Sabtu, 17 Oktober 2020 eks terpidana kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, Pollycarpus Budihari Priyanto meninggal. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Jejak Impunitas dalam Kasus Pelanggaran HAM Berat di Indonesia

5 Agustus 2023

Jejak Impunitas dalam Kasus Pelanggaran HAM Berat di Indonesia

Pangliam TNI jamin tak ada impunitas dalam kasus korupsi Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi. Ini jejak impunitas kasus pelanggaran HAM.

Baca Selengkapnya