Kementerian Kesehatan Didesak Minta Maaf soal Surat Peringatan ke Netizen

Rabu, 5 Agustus 2020 18:23 WIB

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah) saat melakukan kunjungan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pada Rabu, 24 Juni 2020. (ANTARA Jatim/Willy Irawan)

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi masyarakat sipil yang terdiri sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengkritik sikap Kementerian Kesehatan yang melayangkan surat peringatan kepada Aqwam Fiazmi Hanifan, pemilik akun Twitter @aqdiazfan, akibat cuitan 'Anjing ini lebih berguna ketimbang Menteri Kesehatan kita'. Mereka menilai apa yang Aqwam lakukan bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat.

"Kami meminta Kementerian Kesehatan meminta maaf kepada publik karena telah melakukan upaya awal kriminalisasi terhadap kritik publik atas kinerja dari Menteri dan Kementerian Kesehatan," kata peneliti KontraS, Rivanlee Anandar, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Agustus 2020.

Rivanlee menjelaskan cuitan Aqwam ditujukan untuk Menteri Kesehatan dan bukan Kementerian Kesehatan. Adapun orang yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan bisa saja berganti jika dianggap tidak mampu menjalankan fungsinya

Dalam hal ini, kata dia, cuitan diarahkan kepada menteri dan mempermasalahkan kinerja menteri dalam menjalankan tugasnya. "Dengan kata lain cuitan ini justru sebenarnya sedang menyelamatkan Kementerian Kesehatan dan memisahkannya dengan kritik atas kinerja menteri terkait," ucap dia.

Kata 'anjing' dalam cuitan Aqwam pun koalisi anggap bukan bentuk kata makian. Pasalnya Aqwam menulis cuitan itu sambil mengomentari berita Al Jazeera tentang seekor anjing di Jerman yang mampu mendeteksi penderita Covid-19.

Advertising
Advertising

Rivanlee berujar surat peringatan dari Kementerian Kesehatan itu menunjukkan mereka memiliki sikap antikritik. Dalam masa pandemik Covid-19 ini, ucap dia, kritik lebih diperlukan karena dapat memberikan info dan pengingat. Kritik seharusnya juga dilihat sebagai ekspresi masyarakat yang merasakan tidak beresnya pengurusan pandemik.

Sebelumnya Kemenkes memperingatkan Aqwam untuk menghapus cuitannya, dan meminta maaf kepada Menteri Kesehatan dan Kementerian Kesehatan atas unggahannya. Bila tidak, Kemenkes mengancam akan mengambil langkah hukum.

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

22 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

5 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

9 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya