TEMPO Interaktif, Jakarta:Rektor Universitas Paramadina Mulya Nurcholish Madjid mengatakan, perpecahan bukanlah monopoli partai Islam. Itu bisa menimpa partai mana pun. “Ini efek dari tekanan masa pemerintahan Soeharto yang terlalu lama,” ujar dia usai acara diskusi Klub Klub Kajian Agama Yayasan Paramadina di Hotel Regent, Jumat (18/1) malam. Setelah terlepas dari pemerintahan Soeharto, menurut tokoh yang akrab dipanggil Cak Nur ini, telah terjadi ledakan yang paling positif partisipasi rakyat, seperti munculnya banyak partai pada pemilu 1999. “Itu positif sekali dari segi partisipasi, sebab demokrasi itu adalah partisipasi,” tutur dia. Namun setelah berjalan beberapa waktu, ledakan yang positif itu berubah menjadi bumerang bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Karena, menurut Cak Nur, ledakan partisipasi itu rupanya tidak disertai dengan kedewasaan. Seperti diketahui, dua partai Islam yang berpengaruh, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami perpecahan. PKB terbelah dalam dua kubu, Matori Abdul Djalil dan Alwi Shihab. Sementar PPP terpecah dalam kelompok Ketua Umum PPP Hamzah Haz dan Zainuddin MZ. Hingga saat ini, belum ada titik temu akibat perpecahan kedua partai itu. (Ika Wirastuti – Tempo News Room)