5 Pernyataan Hadi Pranoto yang Dipatahkan Oleh Pakar

Senin, 3 Agustus 2020 13:02 WIB

Hadi Pranoto. Instagram/@Duniamanji

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Hadi Pranoto menjadi perbincangan warganet setelah musisi Anji mewawancara dia di kanal Youtube. Dalam video itu, Hadi disebut bergelar profesor dan ahli mikrobiologi.

Hadi mengklaim telah menemukan obat Covid-19 yang dia sebut sebagai herbal antibodi. Dia menyebut obat itu bisa menyembuhkan pasien dalam waktu dua sampai tiga hari saja. “Saya tegaskan ini bukan vaksin, tapi herbal antibodi agar masyarakat terhindar dari penularan Covid,” kata Hadi melalui sambungan telepon, Ahad, 2 Agustus 2020.

Sejumlah pakar medis dan mikrobiologi meragukan klaim dan gelar yang disandang oleh Hadi. Keraguan itu muncul karena banyak istilah yang digunakan oleh ‘Profesor’ ini, justru tak dikenal di dunia medis. Berikut beberapa di antaranya.

1. Istilah Antibodi

Pengajar mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Agung Dwi Widodo bingung dengan istilah antibodi yang dipakai sebagai nama obat Hadi. Agung mengatakan antibodi adalah zat yang diproduksi dalam tubuh. Bukan diproduksi di luar, lalu diminun. Dia ragu Hadi paham soal antibodi. “Dia sebenarnya tahu antibodi itu apa enggak sih,” kata Agung dihubungi, 2 Agustus 2020.

Keraguan Agung menguat karena Hadi menyebut herbal antibodi itu akan membuat bakteri dalam tubuh memakan virus penyebab Covid. “Baru kali ini ada virus dimakan bakteri, selama ini terbalik, bakterinya yang dimakan virus,” ujar Agung.

2. Virus Covid-19 Berkembang Menjadi 1.153 Jenis

Advertising
Advertising

Agung mengatakan bidang mikrobiologi tak menggunakan istilah jenis untuk mengklasifikasi virus. Secara ringkas Agung menjelaskan, virus penyebab Covid, digolongkan dalam famili virus Corona, spesiesnya bernama Sars Cov-2. Spesies itu kemudian dibagi lagi menjadi strain. Dasar klasifikasi strain adalah geografi dan genetik virus. “Kalau berdasarkan daerah ada enam sampai delapan kelompok, berdasarkan genetik jumlahnya sama, jadi tidak sampai seribu,” kata dia.

Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Sudoyo mengatakan belum pernah mendengar bahwa Sars Cov-2 sudah bermutasi. “Saya justru belum pernah mendengar Sars Cov-2 sudah bermutasi sehingga menyebabkan terbentukya subtipe baru,” kata dia.

3. Covid-19 Baru Mati di Suhu 350 Derajat

Agung dan Herawati sama-sama menyangkal pernyataan Hadi tersebut. Agung mengatakan dari pengalamannya di laboratorium, virus penyebab Covid-19 sudah inaktif di suhu 120 derajat celcius.

“Selama ini kami pakai autoklaf yang 120 derajat, itu virusnya sudah inaktif,” kata Agung saat dihubungi, Ahad, 2 Agustus 2020. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi benda menggunakan uap panas dan tekanan tinggi.

Herawati Sudoyo mengatakan dibutuhkan pengetahuan mengenai struktur virus untuk mengetahui toleransi mikroorganisme itu terhadap suhu. Dia mengatakan virus memiliki membran pelapis ganda yang terdiri dari lipid dan protein.

Pendiri Eijkman ini mengatakan zat yang menyelubungi virus itu akan larut bila dipanaskan. Dan dalam kasus virus penyebab Covid-19, pendiri LBME Eijkman ini menyebut Hadi keliru. “Hasil studi menyatakan bahwa pada suhu 56 derajat celcius, membran akan rusak,” ujar dia.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

15 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya