Ajip Rosidi Budayawan Kritis yang Kembangkan Dunia Literasi

Reporter

Egi Adyatama

Kamis, 30 Juli 2020 10:25 WIB

Sastrawan Ajip Rosidi saat menghadiri peresmian Perpustakaan Ajip Rosidi yang dikelola Yayasan Pusat Studi Sunda di Bandung, Jawa Barat, 15 Agustus 2015. Perpustakaan tersebut memiliki sekitar 60.000 koleksi buku dimana sebagian merupakan koleksi sastra Sunda. Selain perpustakaan, yayasan juga mengadakan pusat pendidikan dan pelatihan terkait perkembangan kesusasteraan Sunda. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan dan sastrawan Ajip Rosidi meninggal pada Rabu malam, 29 Juli 2020, sekitar pukul 22.30 WIB, pada usia 82 tahun. Sepanjang hidupnya, Ajip yang lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, mendedikasikan hidupnya pada pengembangan dunia literasi Indonesia.

Ia memulai keseriusannya pada literasi di umur 14 tahun. Ia banyak membaca banyak buku terjemahan, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Sunda. Ia pun mulai belajar menulis setelah belajar panduannya.

Namun baru pada 1952 ia mulai mengumumkan karya pertamanya yang dimuat dalam majalah-majalah terkemuka pada waktu itu seperti Mimbar Indonesia, Indonesia, hingga Kisah. Tiga tahun kemudian, ia berhasil menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Tahun-Tahun Kematian. Ia kemudian menelurkan ratusan judul karya lain. Bukunya begitu dikenal hingga beberapa diterjemahkan ke bahasa luar.

Seniman Butet Kertaradjasa menjadi salah satu pembaca buku Ajip saat ia muda. Ajip Rosidi, kata Butet, memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan dunia literasi, tapi juga dunia seni di Indonesia. Ia menggambarkan Ajip sebagai seorang sastrawan hebat yang mampu mengelaborasikan idealisme seninya sebagai basis ekonomi.

Pada medio 1970-an, Butet mengatakan Ajip Rosidi menjadi muara bagi seniman yang datang ke Ibu Kota. Setelah mendirikan Pustaka Jaya, saat ini menjadi Dunia Pustaka Jaya, Ajip juga menampung para pelukis untuk membuat halaman depan dari buku-buku yang hendak ia terbitkan

Advertising
Advertising

"Tokoh-tokoh rendra semua itu datangnya ke Pak Ajip. Kalau butuh duit, ya, ke Pak Ajip karena dia relatif secara ekonomi mapan. Pelukis-pelukis Jakarta itu bermuaranya ke Pak Ajip," ujar kepada Tempo lewat sambungan telepon pada Rabu malam, 29 Juli 2020.

Ajip juga merupakan salah satu tokoh awal yang mengawal berdirinya Taman Ismail Marzuki Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1972-1981. Ia juga dikenal sebagai Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage. Lewat yayasan ini juga, ia banyak memberi penghargaan pada para sastrawan atas kerja mereka.

Pada 11 November 2009 Ajip menerima penghargaan Habibie Awards atas karya dalam bidang ilmu kebudayaan. Namun pada 2016, ia mendatangi The Habibie Center untuk mengembalikan penghargaan tersebut.

Ini dilakukan sebagai protes atas Habibie Award 2015 yang diberikan kepada Nina Herlina Lubis yang dinilainya seorang plagiator. Dia mengatakan penghargaan itu lebih pantas diberikan kepada Sapardi Djoko Damono atau Zawawi Imron yang saat itu juga menjadi nominasi. Dia menilai selama ini para juri kompeten dalam memutuskan pemenang.

"Habibie Award kecolongan. Saya menghormati Pak Habibie, makanya saya kembalikan," ujar Ajip saat itu.

Ajip meraih gelar doktor kehormatan, honoris causa, bidang ilmu budaya dari Universitas Padjadjaran pada 2011. Ia juga pernah diangkat menjadi guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka), sambil mengajar di Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996) dan Tenri Daigaku (1982-1994).

Setelah pensiun ia menetap di desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Meskipun begitu, ia masih aktif mengelola beberapa lembaga nonprofit seperti Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Pusat Studi Sunda.

Namun pada Rabu, 29 Juli 2020, salah seorang anak kandung Ajip, Nundang Rundagi, mengatakan Ajip harus menjalani operasi karena pendarahan di otak setelah terjatuh. Sebelumnya, Ajip menjalani perawatan selama sepekan terakhir akibat terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Sastrawan ini dinyatakan meninggal dalam perawatan pasca operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah.

ADAM PRIREZA | AMINUDIN | EGI ADYATAMA

Berita terkait

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

1 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

1 hari lalu

18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

Sosok Pramoedya Ananta Toer telah berpulang 18 tahun lalu. Ini kisahnya dari penjara ke penjara.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

4 hari lalu

Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

Sejumlah teman sejawat membagikan kesan mereka terhadap sosok Joko Pinurbo yang dikenal cerdas, suka membantu, dan ramah.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

4 hari lalu

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

5 hari lalu

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

5 hari lalu

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo

Baca Selengkapnya

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

5 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

5 hari lalu

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya