Fakta Seputar Jet Tempur Bekas yang akan Dibeli Prabowo

Selasa, 28 Juli 2020 07:17 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menjajal Maung dalam kunjungannya ke PT Pindad pekan lalu. Nama unik kendaraan ini diberikan sendiri oleh Prabowo, diambil dari bahasa Sunda yang artinya harimau. Twitter/PT Pindad

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan berencana memborong 15 jet tempur bekas jenis Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Austria. Rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tersebut mendapat sejumlah kritikan dari sejumlah pihak.

Anggota Komisi Pertahanan DPR, TB Hasanuddin menyoroti soal perawatan 15 pesawat tempur bekas itu yang berbiaya mahal.

Berikut sejumlah fakta mengenai pesawat tempur tersebut:

- Terungkap Dalam The Kronen Zeitung

Rencana pembelian ini terungkap setelah koran Austria, The Kronen Zeitung, mempublikasikan surat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner pada 18 Juli lalu.

- Masa Pakai Indonesia 13 Tahun

Koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan Husodo mengatakan dengan masa usia pemakaian pesawat 25-30 tahun oleh Austria, Indonesia hanya bisa memanfaatkan pesawat itu sekitar 13 tahun. Mengacu pada data yang ada, Adnan mengungkapkan bahwa pesawat tempur Eurofighter Typhoon sudah didesain sejak 40 tahun lalu. Austria membeli pesawat itu pada 2002 dan sudah memakainya selama 17-18 tahun.

- Biaya Perawatan Rp 6,5 Triliun

Anggota Komisi Pertahanan DPR TB Hasanuddin mengatakan jika jadi dibeli pemerintah Indonesia, maka negara harus membiayai perawatan 15 unit pesawat tersebut sebanyak Rp 6,5 triliun per tahun selama 13 tahun. “Ini kan hanya memindahkan masalah saja,” ujarnya.

Melihat besarnya biaya perawatan, Hasanuddin menilai, negara tidak akan mampu memelihara pesawat tempur generasi 4 itu. Selain itu, kata Hasanuddin, dalam rencana APBN tahun ini hingga tahun depan tidak pernah dicantumkan rencana pembelian Eurofighter Typhoon.

- Didesak Membatalkan

Adnan mendesak membatalkan rencana pembelian 15 pesawat temput bekas jenis Eurofighter Typhoon milik Austria.

Hal senada juga disampaikan Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri yang menilai pemerintah mengulangi kesalahan masa lalu dalam rencana pembelian pesawat tempur bekas jenis Eurofighter Typhoon dari Angkatan Udara Austria. "Ada kecenderungan pemerintah mengulangi kesalahan di masa lalu, yang dalam konteks perencanaan modernisasi alutsista,” kata dia.

- Senjata Memadai

Eurofighter Typhoon diklaim memiliki ketersediaan senjata yang memadai karena mampu mengangkut sampai enam bom, membawa enam rudal, meriam, dan pod penargetan. Pesawat tempur Tranche 1 juga memiliki tingkat fleksibilitas dan efisiensi yang baik. Pesawat itu dibangun dengan material komposit canggih untuk menghasilkan profil radar rendah dan badan pesawat yang kuat.

Berita terkait

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

9 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

10 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

13 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

13 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

15 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

15 jam lalu

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

17 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

18 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

19 jam lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

21 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya