Nagara Institute: Rekrutmen Calon Kepala Daerah oleh Parpol Makin Rusak

Senin, 27 Juli 2020 21:18 WIB

Anggota DPR dari Fraksi NasDem Akbar Faisal meminta perhatian awak media sebelum memberikan keterangan di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 16 Desember 2015. Dalam keterangannya Akbar Faisal menyatakan dirinya diberhentikan dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena ada laporan dari anggota MKD lain yaitu Ridwan Bae dengan tuduhan telah membocorkan kepada media materi MKD dari persidangan tertutup sebelumnya. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta -Lembaga kajian politik dan pemerintahan, Nagara Institute, menilai proses rekrutmen terhadap para calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2020 kembali terjadi secara carut marut.

Direktur Eksekutif Nagara Institute Akbar Faisal mengatakan perekrutan calon kepala daerah masih diwarnai mahar politik, pembusukan terhadap kader sendiri, pengusungan terhadap kandidat non-kader atau kandidat bekas terpidana dan penuh belitan kasus hukum. "Perebutan kursi parpol untuk mendapat tiket bertarung berlangsung seru penuh intrik, saling sikut, hingga saling begal dukungan," kata Akbar dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Juli 2020.

Akbar mencontohkan, salah satunya ialah diusungnya Vonny Anneke Panambunan yang juga kader Partai NasDem sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara. Padahal, kata dia, Vonny adalah terpidana kasus korupsi bandara Loa Kulu, Kutai Kertanegera, Kalimantan Timur, dan divonis penjara 1 tahun 6 bulan.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai NasDem ini mengatakan, proses kandidasi calon kepala daerah seharusnya menjadi momen penguatan partai politik atau parpol dalam menjalankan fungsinya, termasuk rekrutmen. Menurut dia, rekrutmen politik juga gerbang utama sekaligus penentu kelayakan calon. "Kredibilitas partai menjadi taruhan karena kebobrokan pemimpin tidak akan dilepaskan dari partai pengusungnya," ujar dia.

Menurut Akbar Faisal, riset Nagara Institute menunjukkan, sebagian besar kepala daerah yang bermasalah secara hukum dan terjaring operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan, dan Polri ternyata tidak memiliki kualifikasi yang cukup. "Bahkan kader pun bukan," ujar Akbar.

Catatan Nagara Institute, lanjut dia, ada 56 kepala daerah hasil Pilkada 2015, Pilkada 2017, dan Pilkada 2018 yang dicokok karena korupsi. Menurut Akbar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menempatkan usungannya pada urutan pertama terbanyak.

Akbar menyebut ada 24 orang (14 persen) kepala daerah PDIP di berbagai tingkatan, baik gubernur, bupati, dan wali kota yang ditangkap KPK. Di urutan kedua ada Partai Keadilan Sejahtera dengan 21 orang kepala daerah (12 persen), lalu Partai Golkar sebanyak 18 orang kepala daerah (11 persen), Partai NasDem sebanyak 17 kepala daerah (10 persen). "Terbanyak adalah usungan PDI Perjuangan dan mereka bukan kader asli partai banteng," ujar dia.

Sedangkan Gerindra dan Demokrat, imbuh Akbar, masing-masing memiliki 16 orang kepala daerah (10 persen) yang terjerat korupsi. Selanjutnya, ada 15 orang kepala daerah (9 persen) dari Partai Amanat Nasional yang juga ditindak KPK.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Alasan Ketum Parpol Koalisi Ingin Rutin Bertemu dengan Prabowo

3 hari lalu

Alasan Ketum Parpol Koalisi Ingin Rutin Bertemu dengan Prabowo

Ketum parpol koalisi ingin tetap menjaga komunikasi yang intensif dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Muzani: Prabowo Ingin Diskusi dengan Ketum Parpol Setiap Jumat

3 hari lalu

Muzani: Prabowo Ingin Diskusi dengan Ketum Parpol Setiap Jumat

Presiden Prabowo Subianto ingin rutin mengumpulkan ketua umum partai pendukung pemerintah.

Baca Selengkapnya

DPP Sebut Proses Muktamar PPP Harus Melalui Proses Bertahap

4 hari lalu

DPP Sebut Proses Muktamar PPP Harus Melalui Proses Bertahap

Pimpinan majelis DPP PPP mendesak Mardiono segera mempersiapkan muktamar PPP pada November ini.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Projo: Wacana Jadi Parpol hingga Pemberian Dukungan ke Pasangan Rido di Pilgub Jakarta

4 hari lalu

Serba-serbi Projo: Wacana Jadi Parpol hingga Pemberian Dukungan ke Pasangan Rido di Pilgub Jakarta

Selain wacana parpol, Projo juga mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono.

Baca Selengkapnya

BRIN Ungkap Indeks Pelembagaan Partai Politik: PKS Terlembaga Dibanding Parpol Lain

6 hari lalu

BRIN Ungkap Indeks Pelembagaan Partai Politik: PKS Terlembaga Dibanding Parpol Lain

Tim riset partai politik (parpol) BRIN melaporkan hasil riset mengenai "Indeks Pelembagaan Partai Politik di Indonesia".

Baca Selengkapnya

Calon Kepala Daerah Ajak Jokowi Kampanye di Pilkada 2024, PDIP Beri Respons

14 hari lalu

Calon Kepala Daerah Ajak Jokowi Kampanye di Pilkada 2024, PDIP Beri Respons

Jokowi mengungkapkan bahwa calon kepala daerah mengajaknya untuk ikut kampanye di Pilkada 2024. Apa respons PDIP dan Jokowi?

Baca Selengkapnya

Cagub Jateng Ahmad Luthfi Bilang Dapat Pesan Ini usai Sambut Kepulangan Jokowi

14 hari lalu

Cagub Jateng Ahmad Luthfi Bilang Dapat Pesan Ini usai Sambut Kepulangan Jokowi

Para calon kepala daerah ikut menyambut kepulangan Jokowi ke Solo. Salah satunya adalah cagub Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

Baca Selengkapnya

Pusat Penjualan Atribut Partai di Senen Masih Sepi Saat Kampanye Pilkada 2024 Sudah Bergulir, Ini Sebabnya

16 hari lalu

Pusat Penjualan Atribut Partai di Senen Masih Sepi Saat Kampanye Pilkada 2024 Sudah Bergulir, Ini Sebabnya

Para pedagang merasakan peminat atribut partai dan kampanye untuk Pilkada 2024 menurun sejak mereka pindah ke lokasi baru.

Baca Selengkapnya

Ihwal Pemilihan Menteri untuk Kabinet Prabowo, Ini Kata PB HMI dan Pengamat

20 hari lalu

Ihwal Pemilihan Menteri untuk Kabinet Prabowo, Ini Kata PB HMI dan Pengamat

Pengamat menilai nama-nama tokoh yang dipanggil oleh Prabowo masih didominasi orang-orang yang berafiliasi dengan partai politik.

Baca Selengkapnya

Prabowo di Acara PKB: Menteri Cari Uang dari APBN hingga Tunggu Undangan PDIP

25 hari lalu

Prabowo di Acara PKB: Menteri Cari Uang dari APBN hingga Tunggu Undangan PDIP

Berbicara di depan kader PKB, Prabowo mengatakan, tidak menutup kemungkinan untuk merangkul pihak yang pernah berseberangan secara politik.

Baca Selengkapnya