Demokrat Sebut Tudingan PDIP ke Akhyar Nasution Tak Elok

Senin, 27 Juli 2020 08:37 WIB

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat pada Selasa, 14 Agustus 2018. TEMPO/Andita Rahma

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon menanggapi pernyataan Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Djarot Saiful Hidayat yang menyinggung terseretnya Akhyar Nasution di kasus dugaan penyelewengan anggaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Menurut Jansen, tudingan Djarot itu tidak elok.

Pernyataan Djarot itu sebelumnya terlontar setelah Akhyar Nasution pindah dari PDIP ke Demokrat. Akhyar juga dicalonkan menjadi bakal calon wali kota Medan di Pilkada 2020.

"Tak elok, apalagi Akhyar sampai minggu lalu pun masih kader PDIP sama dengan Pak Djarot," kata Jansen ketika dihubungi, Ahad malam, 26 Juli 2020. "Apalagi sampai bawa-bawa jargon katakan tidak pada korupsi segala. Seperti semua kader PDIP sudah bebas korupsi saja."

Jansen mengatakan Djarot sebaiknya mengurusi koleganya sendiri, Japorman Saragih, yang sudah ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Japorman adalah anggota DPRD Sumatera Utara sekaligus eks Ketua PDIP Sumut yang kini digantikan Djarot.

Japorman ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi anggaran di Sumatera Utara bersama 10 anggota DPRD lainnya. "Rasanya itu urusan Pak Djarot yang di depan mata. Bukan malah nyambar ke mana-mana," ujar Jansen.

Advertising
Advertising

Terkait kasus MTQ, kata Jansen, Akhyar pernah dipanggil dan diperiksa sebagai saksi. Jansen juga menyebut Akhyar bukan Pengguna Anggaran (PA) dan bukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) lantaran jabatannya hanya sebagai Pelaksana tugas Wali Kota Medan.

"Jadi jika pun itu misalnya bermasalah, Akhyar tidak ada urusan dengan anggaran itu. Karena dipanggil sebagai saksi ya dia datang," ujar politikus asal Sumatera Utara ini.

Jansen menegaskan PA dan KPA-lah yang bertanggung jawab terhadap penggunaan keuangan negara. Meski begitu, Jansen berpendapat Akhyar sebaiknya menjelaskan persoalan ini ke publik secara lebih lengkap sebab menyangkut nama baiknya.

Djarot Saiful Hidayat sebelumnya mengungkit Akhyar yang pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan penyelewengan dana MTQ ke-53 tingkat Kota Medan sebesar Rp 4,7 miliar. Plt Ketua PDIP Medan ini pun mengatakan partainya tak akan mencalonkan orang-orang yang berpotensi memiliki masalah hukum.

"Ini menjadi pertimbangan penting mengapa partai tidak mencalonkan yang bersangkutan. Betapa bahayanya ketika MTQ saja ada dugaan disalahgunakan," ujar Djarot dalam keterangan tertulis, Sabtu, 25 Juli 2020.

Jansen juga mengajak semua pihak menyongsong Pilkada Medan dengan etika. Menurut dia, Demokrat telah memberikan alternatif pilihan bagi publik di Kota Medan demi kebaikan demokrasi.

Partai besutan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengusung Akhyar Nasution dan Salman Al Farisy, kader Partai Keadilan Sejahtera yang juga Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara. Koalisi dengan 11 kursi DPRD ini bakal melawan koalisi gemuk pengusung menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution.

Berita terkait

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

9 jam lalu

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

Said juga merespon soal adanya kabar pertemuan dengan Khofifah dengan secara tertutup.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

12 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

13 jam lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

16 jam lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

16 jam lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

20 jam lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

1 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Profil Benny Sinomba Siregar

1 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Profil Benny Sinomba Siregar

Wali Kota Medan Bobby Nasution menunjuk Benny Sinomba Siregar jadi Plh Sekda Kota Medan. Benny adalah paman Bobby.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

1 hari lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya