TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa hubungannya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sangat dekat. Hal itu disampaikannya membantah anggapan publik bahwa mereka tidak akur.

"Perkawanan saya dengan Bu Risma dekat sekali," ujar Khofifah saat diwawancarai Budi Setyarso, Pemimpin Redaksi Koran Tempo, di Program Ini Budi, Sabtu, 25 Juli 2020.

Pada saat periode pertama Risma mencalonkan diri, kata Khofifah, dia ikut membantu Risma yang sempat lemah di dua kecamatan. "Saya kan lahir dan besar di Surabaya, jadi konstituen saya terkomunikasikan. Saya ke Surabaya, saya support beliau," ujar bekas Menteri Sosial itu.

Pada saat Risma mencalonkan diri untuk periode kedua, kata Khofifah, dia juga masih mendukung Risma. "Rumah saya jadi salah satu titik beliau mengkoordinasikan tim pemenangan. Pas menang, syukurannya di rumah saya. Saya pulang untuk hadir," ujarnya.

Anggapan publik akan ketidakakuran Risma dan Khofifah bermula dari Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 dan Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020. Keduanya memang berada di dua kubu berbeda dalam kontestasi politik Pilgub Jatim 2018.

Risma, yang merupakan kader PDIP, menyokong pasangan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno. Adapun Khofifah berpasangan dengan Emil Dardak diusung koalisi Golkar, Demokrat, NasDem, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura dan Partai Amanat Nasional.

Namun menurut Khofifah, keduanya akur-akur saja. Urusan berbeda pandangan politik tidak jadi masalah. "Sebelum saya dilantik jadi gubernur, secara khusus saya silahturahmi ke beliau. Kita ini kan sama-sama ingin membangun Jawa Timur. Apalagi Ibu Kota Jawa Timur itu kan Surabaya," ujarnya.

Ihwal persoalan mobil lab tes PCR baru-baru ini pun, menurut Khofifah, tidak menjadi persoalan bagi mereka berdua. "Saya bingung rebutannya dimana. Semua sudah clear. Saya beberapa kali tanya beliau dalam banyak forum. 'Kados pundi, bu'. Beliau selalu bilang 'Saya manut Bu Gubernur'. Sangat santun beliau itu di forum-forum," kata dia.