Aturan Wajib Lapor Bagi WNI Rusak Citra Indonesia

Reporter

Editor

Rabu, 16 Juli 2003 15:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Peraturan wajib lapor yang diberlakukan pemeirntah Amerika Serikat bagi Warga Negara Indonesia (WNI), baik yang berada di dalam maupun hendak berkunjung ke negara itu, dapat merusak citra yang sedang dibangun Indonesia sebagai negara Islam yang bersih dari terorisme. Ini dinyatakan bekas Menteri Luar Negeri Alwi Shihab usai bertindak sebagai pembicara tunggal seminar Islam vs Terorisme : Sebuah Pandangan Indonesia di Departemen Luar Negeri, Jakarta, Senin (20/1). Shihab sangat menyayangkan pemberlakuan keputusan pemerintah AS itu. Menurut dia, walaupun merupakan wewenang tiap negara untuk menentukan aturannya, tetapi Indonesia sangat menyayangkan kenapa hal ini tidak dikonsultasikan kepada Indonesia terlebih dahulu. Misalnya pendaftaran bisa dilakukan lewat Kedutaan masing-masing, katanya. Dia tidak mau menyebut bahwa hal ini akibat tidakseriusnya upaya diplomatis yang telah dilakukan oleh para diplomat Indonesia. Tetapi, lanjut dia, kalau sebelumnya sudah mulai terdengar pemberlakuan aturan itu, seharusnya para diplomat melakukan protes ke Kongres AS atau melobi langsung Gedung Putih. Dan seharusnya, dengan banyaknya negara-negara Islam lain yang telah masuk daftar wajib lapor, perlu ada perhatian khusus dari pemerintah Indonesia tentang adanya kejadian tersebut. Saya berharap putusan itu bisa dipertimbangkan, tegasnya. Tentang kemungkinan ditariknya kebijakan itu, Alwi menyatakan sulit. Karena menarik kebijakan suatu negara yang telah dikeluarkan, sama dengan mengubah keputusan yang telah disepakati seluruh unsur pemerintahan negara. Sehingga, dia menyatakan sebaiknya segala kebijakan itu keluar setelah benar-benar sudah habis upaya diplomatis yang dilakukan Indonesia. Mengenai adanya larangan atau anjuran dari pemerintah Indonesia bagi warganya untuk mengunjungi AS, Alwi berpendapat hal itu baik dilakukan. Karena dapat menunjukkan bahwa kita tidak senang dengan upaya ini, katanya. Juga dengan adanya ide untuk memberlakukan aturan yang sama terhadap warga negara AS di Indonesia, Alwi menyatakan setuju dengan upaya tersebut. Saya pikir itu mungkin untuk dilakukan. Tapi apa kita perlu melakukan hal itu, karena warga AS di sini sudah terdaftar. Lagipula sedikit jumlahnya, paparnya. (DA Candraningrum TNR)

Berita terkait

Persija Jakarta Tolak Undangan AFF Main di ASEAN Club Championship 2024, Ingin Fokus di Liga 1

9 menit lalu

Persija Jakarta Tolak Undangan AFF Main di ASEAN Club Championship 2024, Ingin Fokus di Liga 1

Persija Jakarta diundang tampil di ASEAN Club Championship 2024 karena menjadi runner up Liga 1 2022-2023. Apa respons Mohamad Prapanca?

Baca Selengkapnya

Jadwal Lengkap dan Tahapan Pilkada 2024, Kapan Hari Pemungutan dan Penghitungan Suara?

9 menit lalu

Jadwal Lengkap dan Tahapan Pilkada 2024, Kapan Hari Pemungutan dan Penghitungan Suara?

KPU jadwalkan tahapan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Wali kota dan Wakil Wali kota di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

10 menit lalu

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

Presiden Jokowi akan meminta Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menggarap tambak mangkrak di Pantura sekitar 78.000 hektare.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

12 menit lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

Amnesty International Security Lab mengungkap adanya pengadaan alat penyadapan melalui Singapura sepanjang 2019 hingga 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

13 menit lalu

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras perebutan Israel terhadap Penyeberangan Rafah di sisi Palestina.

Baca Selengkapnya

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

17 menit lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

23 menit lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Indonesia Mei 2024, Agoes Projosasmito Jadi Nama Baru

27 menit lalu

10 Orang Terkaya di Indonesia Mei 2024, Agoes Projosasmito Jadi Nama Baru

Orang terkaya di Indonesia masih diduduki oleh sejumlah nama seperti Budi Hartono, Michael Hartono, hingga Chairul Tanjung. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

27 menit lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

32 menit lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya