Pengamat: Video Jokowi Marah Demi Daya Tawar di Depan Kabinet

Sabtu, 4 Juli 2020 15:40 WIB

Presiden Jokowi (kelima kanan) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Teguran tersebut disampaikan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar secara tertutup pada 18 Juni 2020. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai ada agenda setting di balik tenggat waktu diunggahnya video Presiden Jokowi marah kepada sejumlah menteri. Video dalam rapat kabinet 18 Juni itu baru diunggah sepuluh hari kemudian atau pada 28 Juni 2020 itu kemungkinan untuk menaikkan daya tawar Jokowi di hadapan kabinet dan partai-partai pendukungnya.

Selain itu, dia menduga video itu sebagai prakondisi agar publik tidak kaget ketika Jokowi mengumumkan rombak kabinet. "Kemungkinan paling keras presiden sudah memutuskan reshuffle, sehingga video kemarin adalah prakondisi selain menaikkan bargaining position di depan menterinya dan kepada partai-partai," kata Yunarto dalam webinar 'Reshuffle: Siapa Layak Diganti dan Menggantikan?”, Sabtu, 4 Juli 2020.

Yunarto sebelumnya membeberkan asumsinya tentang sejumlah agenda setting di balik diunggahnya video Jokowi marah. Agenda setting pertama, dia menduga kemarahan Jokowi itu sudah disiapkan.

Dia mengatakan justru mengerikan jika kemarahan Jokowi itu tidak dipersiapkan sebelumnya alias tanpa teks. "Marah tanpa teks itu malah mengerikan menurut saya, marah dengan teks adalah marah kepala pemerintahan," kata Yunarto.

Kedua, Yunarto berpendapat kemarahan Jokowi itu awalnya hanya disiapkan untuk kebutuhan rapat internal kabinet. Namun setelah evaluasi dilakukan, ada perkembangan dan kebijakan lain yang lebih ekstrem yang hendak diambil, termasuk rombak kabinet. "Menurut saya terlalu lunak kalau gimmick sekeras itu untuk sekadar mencubit menteri-menteri agar bekerja lebih baik."

Yunarto mengatakan video Jokowi marah itu juga bisa jadi cek ombak. Sebab, ada dua pandangan yang berkembang mengenai tepat tidaknya rombak kabinet saat ini.

Advertising
Advertising

"Reshuffle dengan situasi pandemi mungkin dilihat kok ngawur banget, harusnya konsolidasi, jangan mulai dari nol lagi. Ada yang mengatakan ini momen untuk ganti pasukan," kata Yunarto.

Presiden Jokowi sebelumnya menegur keras para menterinya sehubungan dengan penanganan pandemi Covid-19. Dalam video yang dipublikasikan sepuluh hari kemudian itu, Jokowi menyatakan tak segan membubarkan lembaga atau rombak kabinet.

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan Jokowi sudah beberapa kali memperingatkan para menteri dan pimpinan lembaga negara untuk bekerja ekstra keras agar mampu mengatasi krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19. "Presiden khawatir para pembantu ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan, ini peringatan kesekian kali," kata Moeldoko pada Senin, 29 Juni 2020.



Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

1 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

2 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

5 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

7 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

17 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

18 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

19 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

TKN Pastikan Kabinet Prabowo-Gibran Berkomposisi Proporsional

23 jam lalu

TKN Pastikan Kabinet Prabowo-Gibran Berkomposisi Proporsional

Kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan dikomposisikan secara proporsional.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

23 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya