Ikut Tangani Covid, Alasan Tjahjo Ingin Ada Deputi Kesehatan BIN
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Syailendra Persada
Rabu, 24 Juni 2020 15:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo mengatakan Badan Intelijen Negara (BIN) harus menjadi lembaga yang kuat. Ini salah satu alasan politikus PDIP ini ingin membentuk deputi bidang kesehatan.
Tjahjo mengatakan BIN turun membantu masyarakat selama pandemi. Badan telik sandi itu di antaranya menggelar rapid test, memberikan bantuan sosial, alat pelindung diri, dan alat kesehatan kepada tenaga medis serta rumah sakit.
"Pandemi Covid-19 kan belum tahu sampai kapan dan BIN sudah melaksanakan tugasnya secara profesional dan kemanusiaan dalam arahan Bapak Presiden," kata Tjahjo kepada Tempo, Selasa malam, 23 Juni 2020.
Menurut Tjahjo, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan agar setiap kementerian dan lembaga bisa selalu bersinergi. Jokowi, kata dia, juga ingin gerak setiap instansi tak kaku atau ada egoisme sektoral.
Selain itu, kata Tjahjo, BIN juga intensif bekerja sama dengan laboratorium perguruan tinggi seperti Universitas Airlangga dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Kerja sama ini diklaim berhasil menemukan obat Covid-19.
"Anggaran intelijen oleh Kepala BIN total dipergunakan untuk bantuan sosial dan alat-alat lain melawan Covid-19," ujarnya.
Dalam rapat kerja dengan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat pada Selasa siang, 23 Juni 2020, Tjahjo mengatakan akan memperkuat dan mengembangkan kelembagaan di sejumlah instansi. Salah satunya adalah rencana membentuk deputi kesehatan di BIN.
Adapun kedeputian yang sudah ada di BIN saat ini adalah Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri, Deputi Bidang Intelijen Dalam Negeri, Deputi Bidang Kontra Intelijen, Deputi Bidang Intelijen Ekonomi, Deputi Bidang Intelijen Teknologi, Deputi Bidang Intelijen Siber, Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi, dan Deputi Bidang Analisis dan Produksi Intelijen.