Satpam PDIP Cerita Disuruh Telepon Harun Masiku Oleh 2 Pria Tegap

Kamis, 11 Juni 2020 14:19 WIB

Mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan (kiri) berbincang dengan kuasa hukumnya seusai menjalani sidang dakwaan secara virtual di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 28 Mei 2020. Diduga suap tersebut agar KPU menyetujui permohonan Penggantian Antar Waktu (PAW) yang diajukan PDIP. ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Satuan Pengamanan Kantor DPP PDIP Nurhasan mengaku didatangi oleh dua pria tegap tak dikenal pada 8 Januari 2020. Kedua pria itu meminta Nurhasan untuk menelepon seseorang yang belakangan diketahui adalah Harun Masiku.

"Mereka agak tinggi, agak gemuk, dedeg-lah," kata Nurhasan saat bersaksi untuk terdakwa mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan melalui konferensi video dalam sidang kasus suap Komisi Pemilihan Umum, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 11 Juni 2020.

Wahyu didakwa menerima suap Rp 600 juta dari dua kader PDIP Harun Masiku dan Saeful Bahri. Uang itu diberikan agar Wahyu membantu Harun dipilih menjadi anggota DPR lewat pergantian antarwaktu. Saeful sudah divonis 1 tahun 8 bulan penjara. Sementara Harun masih buron hingga saat ini.

Telepon dari Nurhasan menandai pelarian Harun Masiku dari kejaran KPK. Nurhasan bercerita baru saja pulang dari persiapan Kongres PDIP di Kemayoran, ketika dua orang berbadan tegap itu mendatanginya di pos keamanan di Rumah Aspirasi, Jakarta Pusat menjelang Maghrib, 8 Januari 2020.

Di saat yang sama, tim penindakan KPK baru saja menangkap Wahyu di Bandara Soekarno-Hatta dan sedang memburu Harun Masiku.

Advertising
Advertising

Nurhasan bercerita baru saja mengambil wudu, lalu mengisi ulang daya hapenya di pos keamanan. Tiba-tiba dua orang berbadan tegap itu mendatangi pos keamanan mencari Harun. Nurhasan mengaku sempat menanyakan identitas dan keperluan dua orang tersebut. Tapi, mereka tak menjawab. "Dia kurang bersahabat," ujar Nurhasan.

Menurut Nurhasan kedua orang ini malah masuk ke pos keamanan. Mereka menanyakan apakah mengenal dan memiliki nomor Harun. Nurhasan jawab tidak kenal. Kedua orang tersebut kemudian memasukkan nomor Harun ke ponsel Xiaomi milik Nurhasan dan meminta Nurhasan berbicara dengan Harun di ujung telepon.

Nurhasan mengatakan dua orang ini juga mendikte apa saja yang mesti dia sampaikan kepada Harun. Salah satunya, soal perintah merendam ponsel di air. "Iya Pak, disuruh sama yang dua orang itu Pak. Dua orang itu yang nuntun saya Pak. Pokoknya ikut kata dia Pak," kata Nurhasan.

Lewat telepon itu pula, Nurhasan dan Harun akhirnya membuat rencana untuk segera bertemu di Jalan Cut Mutia, Jakarta Pusat. Nurhasan berangkat memakai sepeda motor. Dua pria tegap tadi mengikutinya dari belakang juga menggunakan sepeda motor.

Sesampainya di Cut Mutia dekat Hotel Sofyan, Nurhasan menghampiri Harun yang berada di sebuah mobil. Harun memberikan sebuah tas laptop. Nurhasan kemudian menyerahkan tas itu kepada dua orang pria yang tak dikenal tadi. Setelah itu, Nurhasan mengatakan mereka berpisah dan kembali ke pos keamanannya.

Berita terkait

Saat Hakim MK Pertanyakan Caleg PKB yang Cabut Gugatan ke PDIP

48 menit lalu

Saat Hakim MK Pertanyakan Caleg PKB yang Cabut Gugatan ke PDIP

Kuasa hukum mengaku mendapat informasi pencabutan itu dari kliennya saat sidang MK tengah berlangsung.

Baca Selengkapnya

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

14 jam lalu

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

Said juga merespon soal adanya kabar pertemuan dengan Khofifah dengan secara tertutup.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

19 jam lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

22 jam lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

22 jam lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

1 hari lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

1 hari lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

1 hari lalu

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

Hakim MK Guntur Hamzah menyoroti petitum atau permohonan PDIP yang ingin menjadikan perolehan suara PSI di DPRD Provinsi Papua Tengah menjadi nol.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

1 hari lalu

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

PDIP meminta kepada MK agar perolehan suara PSI dan Partai Demokrat dalam pemilihan DPRD Provinsi Papua Tengah dijadikan nol.

Baca Selengkapnya