Ini Isi Ancaman Mahasiswa Unila yang Gelar Diskusi Soal Papua
Reporter
Taufiq Siddiq
Editor
Syailendra Persada
Kamis, 11 Juni 2020 10:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa yang tergabung dalam unit kegiatan Teknokra Universitas Lampung mendapatkan sejumlah teror dari orang yang tidak kenal. Teror ini diduga terjadi karena mereka mengadakan diskusi bertema diskriminasi rasial terhadap Papua.
Teror tersebut diterima oleh dua anggota Teknokra melalui pesan singkat Whatsapp sampai peretasan akun ojek online. "Iya ada teror sampai memberikan ancaman," ujar Pimpinan Umum Teknokra, Chairul Rahman Arif, saat dihubungi, Rabu 10 Juni 2020.
Diskusi tersebut akan digelar secara virtual pada Kamis, 11 Juni 2020, dengan menghadirkan sejumlah pembicara yaitu Surya Anta Giting, juru bicara Front Rakyat Indonesia for West Papua, Jhon Gobai yaitu Ketua Aliansi Mahasiswa Papua, dan Tantowi Anwar yang mewakili Serikat Jurnalisme untuk Keberagaman.
Chairul menyatakan bahwa diskusi tersebut untuk memberikan pandangan lain atas permasalahan rasial yang menjadi sorotan dunia saat ini. Menurut dia, isu rasis juga masih ada di Indonesia seperti yang dialami masyarakat Papua, salah satunya kasus yang terjadi kepada mahasiswa Papua di Surabaya pada tahun lalu.
Chairul menyebutkan dalam diskusi tersebut muncul pandangan yang jernih tentang orang Papua itu, terutama menjawab segala stereotip yang berkembang selama ini.
“Semboyan Indonesia kan Bhineka Tunggal Ika. Kita kembalikan kesadaran ini bersama-sama melalui diskusi terbuka ini, sehingga kita bisa menghargai satu sama lain,” tuturnya.
Chairul menerima sejumlah pesan bernanda ancaman bahkan menyertakan alamat dan indentitas ke dua orang tuanya. Dalam pesan tersebut diskusi soal rasial terhadap Papua dituding sebuah provokasi.
"Maksudnya apa bikin diskusi yang memprovokasikan banyak masyarakat. Data kamu sudah kami pegang," bunyi pesan teror tersebut.
Sedangkan peretasan akun ojek online dialami oleh moderator diskusi Mitha Setiani Asih. Akibatnya kata Chairul sejak tadi siang sejumlah pesanan makanan tiba-tiba datang tanpa ada yang memesan.