Selebaran Padi Super Toy di Tengah Kunjungan Presiden
Kamis, 11 September 2008 15:34 WIB
Saat presiden memberikan sambutan di halaman stasiun Nganjuk sebelum meneruskan perjalanan naik mobil ke sentra kedelai di Desa Demangan, Kecamatan Tanjunganom, Nganjuk, selebaran itu muncul secara tiba-tiba di antara sejumlah tamu. Namun kegiatan presiden tidak terganggu oleh selebaran itu.
"Kami tidak tahu soal selebaran itu. Tentang adanya tulisan Cabang Dinas Pertabun di bawah selebaran kami akan tanyakan ke dinas terkait," kata Hariyanto, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Kamis (11/9).
Jika memang selebaran itu berasal dari dinas Pertanian dan Perkebunan, apa motivasi membuat selebaran seperti itu. Jika bukan dari dinas resmi, berarti ada indikasi pencatutan nama instansi pemerintah. Soal itu akan dikoordinasikan dengan polisi. "Kita akan selidiki lebih jauh," kata Hariyanto.
Di bagian atas selebaran yang sempat diamankan anggota intel itu tertulis, "Study Kasus Padi Supertoy Di Desa Nglaban, Kecamatan Patianrowo Nganjuk". Di bawahnya tertulis kronologis masuknya PT Sarana Harapan Indopangan membawa varietas baru ke Patianrowo melalui Pondok Pesantren Pomosda Tanjunganom Nganjuk. Tiga orang petani, Ikhsan, Salim dan Ali, warga Desa Nglaban, Patianrowo akhirnya tertarik menanam padi supertoy, masing-masing di areal 0,14 hektare pada bulan Mei 2008.
Perusahaan itu menjanjikan hasil panen tiga kali dalam sekali penanaman dengan jumlah produksi 10-15 ton per hektare pada panen pertama, 15-18 ton panen kedua dan 10-15 ton pada panen ketiga. Selain itu hasil panen akan dibeli dengan patokan harga 50 persen dari harga beras rojo lele tertinggi di Pasar Induk Jakarta.
Dalam selebaran itu disebutkan, pada kenyataanya hasil panen yang dicapai ketiga petani tidak sesuai yang dijanjikan. Masing-masing petani hanya panen 42 kwintal per hektare. Dari pengamatan yang dilakukan Cabang Dinas Pertabun Patianrowo, kegagalan itu disebabkan tiga faktor. Yaitu jumlah anakan produktif hanya 8-10 batang per rumpun (padahal padi bramo 22-24 batang per rumpun). Jumlah bulir padi permalai 170-180 butir (bramo 230-360 bulir padi permalai). Pertumbuhan vegetatif (akar, batang, daun) terlalu subur sehingga pemanfaatan unsur hara untuk pertumbuhan generatif (pembentukan biji) kurang.
"Kami belum tahu motivasi pembuatan selebaran ini. Ini bermaksud positif atau negatif kami tidak tahu," kata Hariyanto. Dwidjo U Maksum