Hidup New Normal di Era Covid-19, Daerah Harus Punya Kriteria Ini

Reporter

Dewi Nurita

Kamis, 21 Mei 2020 05:07 WIB

Sejumlah calon penumpang dengan mengenakan masker menunggu rangkaian KRL Commuterline di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta, Sabtu, 16 Mei 2020. Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia akan menghadapi kehidupan normal yang baru (New Normal) di mana masyarakat harus hidup berdampingan dengan COVID-19 sehingga protokol kesehatan akan terus diterapkan secara ketat dalam waktu mendatang. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan ada sejumlah indikator bagi daerah yang ingin menjalankan hidup New Normal di tengah pandemi virus Covid-19. Indikator ini, menurut dia, mengacu pada ketentuan kriteria atau indikator World Health Organization atau WHO.

Indikator pertama adalah angka reproduksi dasar atau Basic Reproductive Number (R0) sebuah penyakit. Syaratnya, R0 Covid-19 di sebuah negara harus berada di bawah angka 1. Sementara, saat ini rata-rata nasional R0 Indonesia diperkirakan berada di angka 2,5. Artinya, satu orang bisa menularkan penyakit ke 2-3 orang.

“Nah, ini tugas kita bersama menurunkan R0 menjadi di bawah 1 agar bisa hidup New Normal. Pemerintah butuh partisipasi publik menekan angka ini,” ujar Suharso via telekonferensi, Rabu, 20 Mei 2020.

Indikator kedua, sistem kesehatan. Dalam hal ini, pemerintah harus memastikan kemampuan dan kapasitas sistem kesehatan dalam merespon pelayanan Covid-19. Fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien Covid-19 minimal 60 persen dari total fasilitas kesehatan yang ada. “Misalnya, rumah sakit punya 100 tempat tidur, maka maksimum 60 persen untuk pasien Covid-19. Jumlah pasien juga harus di bawah 60,” ujar Suharso.

Indikator ketiga adalah surveilans, yakni proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus untuk dapat mengambil tindakan. Dalam hal ini, pemerintah akan terus mengukur potensi penyebaran dengan melakukan tes masif.

Advertising
Advertising

“Saat ini uji spesimen kita masih termasuk yang terendah di dunia. Tes yang kita lakukan baru 743/1 juta penduduk. Kita harapkan bulan depan bisa 1.838/1 juta penduduk,” ujar Suharso.

Tiga indikator inilah, kata Suharso, yang bisa menempatkan sebuah daerah itu siap atau tidak melakukan pelonggaran PSSB menuju hidup New Normal. “WHO mensyaratkan R0-nya tadi setidaknya berada di bawah angka 1 dalam waktu 14 hari terakhir, maka dia siap untuk melakukan penyesuaian atau pengurangan PSBB,” ujar Suharso.

Pemerintah saat ini tengah menyiapkan protokol masyarakat produktif dan aman Covid-19. Protokol ini dibuat untuk penyesuaian pembatasan sosial menuju hidup New Normal berdamai dengan Covid-19. “Jadi, protokol ini masih dalam tahap perumusan,” ujar Suharso. Protokol ini nantinya akan diberlakukan untuk daerah-daerah yang dinilai sudah bisa menerapkan hidup new normal berdamai dengan Covid-19.

Berita terkait

BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

6 hari lalu

BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti membeberkan dampak proporsi jumlah penduduk kelas menengah yang turun kelas.

Baca Selengkapnya

Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

7 hari lalu

Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

KPK terus memeriksa sejumlah pihak yang terlibat dalam pengadaan Bansos Presiden di masa pandemi Covid-19. Kerugian negara sementara Rp 125 Miliar.

Baca Selengkapnya

BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

10 hari lalu

BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar mengatakan ada 9,48 juta penduduk kelas menengah yang turun kelas ke ambang rentan miskin.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

10 hari lalu

Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

Presiden terpilih Prabowo Subianto membela Presiden Jokowi yang kebijakan dan kinerjanya kerap mendapatkan kritikan.

Baca Selengkapnya

Mark Zuckerberg Menuduh Biden Sensor Konten Covid-19, Apa Maksudnya?

11 hari lalu

Mark Zuckerberg Menuduh Biden Sensor Konten Covid-19, Apa Maksudnya?

Mark Zuckerberg mengatakan ia menyesal telah tunduk pada tekanan pemerintah dalam kesaksian di tengah-tengah kampanye pilpres yang memanas.

Baca Selengkapnya

Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

12 hari lalu

Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

Karyawan di Australia, dalam banyak kasus, tidak dapat dihukum karena menolak membaca atau menanggapi kontak dari majikan mereka di luar jam kerja.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

16 hari lalu

Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

Menlu Retno Marsudi akan bertemu dengan Menlu Cina Wang Yi dalam pertemuan di Beijing mulai Kamis 22 Agustus 2024

Baca Selengkapnya

Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

17 hari lalu

Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar monyet atau mpox, alih-alih vaksinasi massal

Baca Selengkapnya

WHO Sebut Cacar Monyet bukan Covid Baru, Tak Perlu Vaksinasi Massal

17 hari lalu

WHO Sebut Cacar Monyet bukan Covid Baru, Tak Perlu Vaksinasi Massal

WHO menyatakan cacar monyet bukan lah COVID baru meskipun menyebutnya sebagai darurat kesehatan yang perlu menjadi perhatian internasional

Baca Selengkapnya

WHO Pastikan Cacar Monyet Bukan Bentuk Baru Covid-19

17 hari lalu

WHO Pastikan Cacar Monyet Bukan Bentuk Baru Covid-19

Belum ada bukti kalau cacar monyet bisa menular dengan sangat mudah lewat udara seperti Covid-19

Baca Selengkapnya