Novel Baswedan: Banyak Saksi Penting Kasus Saya Tak Ada di Sidang

Senin, 18 Mei 2020 15:02 WIB

Penyidik senior KPK, Novel Baswedan saat bersaksi dalam sidang kasus penyiraman air keras terhadapnya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jakarta, Kamis, 30 April 2020. Majelis Hakim menghadirkan Novel Baswedan sebagai saksi dalam sidang kasus penyiraman air keras terhadapnya dengan terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Novel Baswedan mengatakan banyak kejanggalan dalam proses persidangan kasus penyiraman air keras terhadapnya. Banyak saksi penting dalam kasus itu tidak dihadirkan dalam sidang.

“Aneh bagi saya, saksi penting tidak masuk dalam berkas perkara,” kata Novel dalam diskusi daring Indonesia Corruption Watch, Senin, 18 Mei 2020.

Novel mengatakan para saksi itu mengetahui bahwa ada dua orang yang secara rutin mengamati kediamannya selama dua pekan sebelum kejadian. Para saksi itu juga ada di tempat kejadian perkara saat penyiraman air keras terjadi pada 11 April 2017. Majalah Tempo menyebut sedikitnya ada tiga saksi yang melihat orang-orang mencurigakan mengamati rumah Novel jauh hari sebelum kejadian. Mereka sudah diperiksa polisi, tapi tidak dipanggil ke sidang.

Menurut Novel, keterangan para saksi penting untuk mengungkapkan bahwa penyerangan terhadapnya dilakukan dengan sangat terencana. Bukan secara spontan dan dilakukan atas motif dendam pribadi seperti dalam surat dakwaan jaksa untuk dua anggota Brimob yang menjadi terdakwa, Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis.

Dalam dakwaan disebutkan, Rahmat mulai mengintai kediaman Novel tiga hari sebelum kejadian. Rahmat baru mengajak Ronny Bugis pergi ke sekitar rumah Novel pada hari penyerangan. Dibonceng Ronny, Rahmat menyiram air keras yang ia persiapkan ke wajah Novel. Akibat penyerangan itu, mata Novel rusak permanen.

Advertising
Advertising

Berkas persidangan menyebutkan jaksa hanya akan mendatangkan 22 saksi. Mereka yang dipanggil adalah orang-orang yang mengetahui peristiwa saat dan setelah kejadian. Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan KorbanTindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani menilai saksi yang dipanggil tak akan bisa merangkai peristiwa secara utuh.

Menurut dia, keterangan saksi yang mengetahui kejadian sebelum penyerangan penting digali untuk membuktikan bahwa penyerangan dilakukan secara sistematis dan terdapat dalang di baliknya.

Novel Baswedan menilai jaksa maupun hakim tidak serius mengejar fakta dalam kasus ini. “Hakim harus berani mengejar fakta di tengah keraguan publik,” ujar dia.

MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

10 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

12 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

12 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

24 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

54 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

55 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

55 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

55 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

56 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

57 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya