Epidemiolog UI Yakin Covid-19 Tidak Akan Jadi Endemik Seperti HIV

Jumat, 15 Mei 2020 06:27 WIB

Sejumlah pekerja berjalan di jalur pedestrian usai pulang bekerja di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Selasa, 12 Mei 2020. Pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat yang masuk kedalam kategori dibawah usia 45 tahun untuk beraktivitas kembali di masa pandemi COVID-19 sebagai hal untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja atau PHK. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, meyakini penyakit Covid-19 tidak akan menjadi endemik, seperti HIV. "SARS-CoV-2 (virus Corona penyebab Covid-19) sangat berbeda dengan HIV," kata Syahrizal dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Mei 2020.

Syahrizal mengatakan, SARS-CoV-2 adalah jenis Corona self-limited disease di mana manusia bukan menjadi induk semang alamiahnya. Masa inkubasi virus tersebut paling cepat 2-14 hari dan tidak menular secara airborne atau menular lewat udara. Selain itu, virus ini juga bisa dideteksi dengan alat diagnostik yang akurat seperti PCR.

Meski penyakit Covid-19 belum memiliki obat-obatan pilihan dan kasus asimptomatik (tanpa gejala) tinggi di kalangan usia muda, tingkat kesembuhan pasien yang terjangkit di atas 95 persen. Sehingga, Syahrizal yakin penyakit tersebut tidak akan menjadi endemik. "Tidak mustahil sistem kewaspadaan yang baik dapat mengatasinya," ujar dia.

Namun, untuk negara berpendapatan menengah ke bawah dengan kapasitas laboratorium, kemampuan penelusuran kontak, dan manajemen kasus terbatas, Syahrizal menilai wabah Covid-19 bisa berlangsung lebih lama.

Adapun HIV, kata Syahrizal, merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Saat ini, manusia adalah sumber penularan utama dan sudah menjadi reservoir atau tempat tinggal virus HIV. "HIV bukan self-limited disease dan mempunyai masa inkubasi panjang hingga 15 tahun," katanya.

Advertising
Advertising

Menurut Syahrizal, HIV juga tidak memiliki obat pilihan dan vaksin. Namun, pemberian obat ARV bisa meningkatkan kualitas hidup pasien dengan minum obat seumur hidup, dengan tetap membawa virus sepanjang hidupnya.

Selain itu, Syahrizal menjelaskan bahwa HIV merupakan penyakit spesifik bersifat klaster pada kelompok berisiko atau kelompok kunci yang secara sosial bersifat tertutup. Penularan pada masyarakat umum ditandai dari tingginya kasus ibu hamil yang positif HIV.

Kemudian, deteksi dini dan penelusuran kontak pasien HIV juga menjadi masalah tersendiri karena terkait kelompok kunci. "Hal ini yang menyebabkan HIV sulit dihilangkan dari kehidupan manusia," kata Syahrizal.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

17 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

12 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya