Pedagang menunjukkan temulawak dan jahe di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis 5 Maret 2020. Pasca pengumuman pasien positif terjangkit virus corona atau COVID-19 di Indonesia, pedagang mengaku berbagai jenis rempah seperti temulawak dan jahe mengalami kenaikan harga. Temulawak dari Rp10 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram, sedangkan jahe dari Rp25 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
TEMPO.CO, Jakarta- Kementerian Kesehatan menyalurkan bantuan berupa ramuan tradisional atau jamu kepada tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.
Jamu tersebut diyakini dapat meningkatkan daya imun tubuh untuk menangkal Covid-19.
"Tenaga kesehatan sangat membutuhkan peningkatan imunitas tubuh," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan Ina Rosalina Dadan lewat keterangan tertulis, Kamis, 23 April 2020.
Ina menjelaskan bahwa bantuan ramuan tradisional yang dikemas modern tersebut didapat dari PT Natura Nuswantara Nirmala atau Nucleus Farma.
Sebelumnya, 57 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi, Semarang, ditengarai terpapar Covid-19.
Mereka diduga tertular karena ada pasien yang tidak jujur mengenai riwayat perjalanan mereka ke zona merah Covid-19, hingga gejala yang mereka alami.
CEO Nucleus Farma, Edward Basilianus mengatakan perusahaannya memberikan bantuan suplemen berjenis Super Potent Antioxydant dengan merek Onoiwa dan Rafa Khomsah.
Onoiwa dibuat dari ekstrak Ikan Gabus, Temulawak dan Daun Kelor.
"Onoiwa dapat membantu proses pembentukan albumin dalam tubuh dan meningkatan imunitas tubuh secara cepat,” ucap Edward.
Sementara, Rafa Khomsah mengandung ekstrak Jintan Hitam, Daun Jambu Biji, Pegagan, Temulawak dan Bekatul Beras Merah.
Senyawanya diklaim mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan pasien Covid-19.
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
13 hari lalu
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa