Presiden PKS: Perpu Jokowi soal Covid-19 Melahirkan Otoritarian

Kamis, 23 April 2020 02:08 WIB

Presiden Partai PKS Sohibul Iman diwawancara wartawan usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 12 Maret 2020. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohamad Sohibul Iman menyampaikan pendapatnya tentang Peraturan Pemerintan Pengganti Undang Undang atau Perpu Nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Perpu tersebut dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 31 Maret lalu.

"Dalam analisis kami Perpu Nomor 1 tahun 2020 memberi jalan terbuka bagi lahirnya pemerintahan otoriter. Atas nama penyelamatan ekonomi Perpu tersebut memberi legitimasi benih-benih otoritarianisme melalui perundang-undangan," ujar Sohibul dalam saat memberi orasi kebangsaan dan kemanusiaan Milad ke-22 PKS di Jakarta, Rabu, 22 April 2020. Orasi Sohibul tersebut diunggah di laman resmi partainya, pks.id.

Menurut Sohibul, Perpu Nomor 1 tahun 2020 secara eksplisit memangkas hak-hak legislasi dan anggaran DPR RI. Perubahan postur APBN, kata dia, cukup melalui proses Peraturan Presiden tanpa melalui proses legislasi UU yang harus mendapatkan persetujuan DPR RI sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam orasinya, Sohibul mengutip kredo politik yang berbunyi “Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely". Untuk itu, menurut dia, penting ada pembagian kekuasaan trias politica agar terjadi check and balances. Sohibul menuturkan bahwa dalam sistem presidensial, presiden merupakan penguasa tertinggi eksekutif yang dipisahkan dari kekuasaan parlemen. Menurut dia, presiden harus dikontrol oleh legislatif.

"Sehingga gerak langkah Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan tetap pada rel yang benar sesuai dengan Konstitusi dan perundang-undangan," kata dia.

Advertising
Advertising

Menurut Sohibul, DPR RI tidak boleh hanya menjadi rubber stamp atau tukang stempel kebijakan eksekutif. DPR RI, kata dia, harus bersikap rasional dan kritis atas setiap kebijakan pemerintah. Karena itu menurut dia Dewan sebagai kekuatan legislatif harus bersikap sebagai kekuatan penyeimbang pemerintah. Sementara itu, Perpu Nomor 1 tahun 2020 dinilai memiliki potensi penyalahgunaan kekuasaan dan penyalahgunaan penggunaan sumber daya keuangan.

"Perppu ini tidak hanya memangkas hak legislasi dan anggaran DPR RI, tapi juga memberikan kekebalan hukum kepada penyelenggara pemerintahan dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)," kata Sohibul.

Sohibul meminta Fraksi PKS DPR RI mengkaji lebih dalam Perpu Corona. Selain itu, partainya juga telah menyiapkan argumen rasional konstitusional sebagai bahan FPKS menolak Perpu tersebut dijadikan undang-undang.

"Saya juga mengajak kepada seluruh pimpinan partai politik dan pimpinan DPR RI untuk bersama-sama menyelamatkan dan mengawal demokrasi dan konstitusi kita agar tetap on the track," kata Sohibul.

M YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Kata Presiden PKS Saal Penolakan dari Partai Gelora untuk Masuk Koalisi Prabowo

2 jam lalu

Kata Presiden PKS Saal Penolakan dari Partai Gelora untuk Masuk Koalisi Prabowo

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menanggapi penolakan dari Partai Gelora untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar

5 jam lalu

Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengiyakan bahwa Kota Depok Mohammad Idris masuk bursa calon gubernur Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Begini Respons Gibran soal Peluang PKS Gabung ke Koalisi Prabowo

6 jam lalu

Begini Respons Gibran soal Peluang PKS Gabung ke Koalisi Prabowo

Gibran Rakabuming Raka memberikan respons soal peluang bergabungnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan koalisi pemerintahan

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

6 jam lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

8 jam lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

8 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan bahwa PKS adalah musuh bebuyutan Partai Gelora.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

10 jam lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

10 jam lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

14 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

1 hari lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya