Pemerintah Tepis Bagi-bagi Proyek Pelatihan Online Kartu Prakerja
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Amirullah
Rabu, 22 April 2020 14:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky menjelaskan bahwa tidak ada proyek dan pengadaan barang/jasa oleh pemerintah dalam program pelatihan online kartu prakerja.
Hal ini dijelaskan Ruky menjawab dugaan konflik kepentingan CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Stafsus Jokowi) dalam program ini. Ruangguru menjadi salah satu dari delapan perusahaan aplikator yang memberikan program pelatihan online kepada para peserta kartu prakerja.
“Tidak ada proyek. Pemerintah tidak membagi-bagi proyek atau menunjuk pihak-pihak dalam program ini. Bukan kami yang menentukan pelatihan apa yang dibeli penerima manfaat, tapi penerima sendiri sebagai konsumen,” ujar Ruky saat dihubungi Tempo pada Rabu, 22 April 2020.
Ruky menjelaskan, sederhananya program ini serupa program bantuan pangan non-tunai, dimana para pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) bebas membeli beras di toko manapun yang mereka mau. Ibaratnya, Ruangguru merupakan salah satu dari toko itu. Bedanya, toko di kartu prakerja ini adalah lembaga pelatihan yang jumlahnya lebih dari 200 lembaga dan bisa terus bertambah. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5,6 triliun unruk program pelatihan online ini.
“Lembaga pelatihan ini menjual pelatihannya langsung ke peserta melalui digital marketplace, yaitu mitra platform digital. Saat ini kami memiliki delapan mitra yang ke depannya akan terus bertambah,” ujar dia.
Kembali pada awal mula penunjukkan Ruangguru sebagai salah satu mitra, ujar Ruky, murni karena platform digital ini memenuhi syarat dan kewajiban sesuai yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.3/2020 tentang Pelaksanaan Program Kartu Prakerja.
“Sampai sekarang kami masih terbuka untuk mitra yang mau bekerja sama. Tidak dibatasi delapan mitra ini saja, masih akan terus bertambah. Hanya mulai dulu dengan delapan mitra ini. Program kan baru mulai 10 hari,” ujar Ruky.
Walaupun meyakini tak ada konflik kepentingan, CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara tetap mundur dari jabatan Stafsus Jokowi karena tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisinya sebagai Stasus Presiden berkepanjangan.
"Ini dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19," ujar Belva lewat keterangan tertulis pada Selasa, 21 April 2020.
Belva mengatakan surat pengunduran dirinya tertanggal 15 April 2020 dan telah disampaikan kepada Presiden Jokowi pada 17 April 2020.