DPR Ngotot Bahas Omnibus Law, Refly Harun: Ada Penunggang Gelap

Selasa, 21 April 2020 13:07 WIB

Aktivis yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) melakukan aksi damai #GejayanMemanggil Menolak Omnibus Law di Gejayan, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin, 9 Maret 2020. Dalam aksi tersebut mereka juga membawa sejumlah poster dengan tulisan kreatif untuk menyampaikan aspirasi mereka. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara Refly Harun mengkritik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang ngotot membahas omnibus law Rancangan Undang-undang atau RUU Cipta Kerja di tengah pandemi Covid-19.

Sikap ngotot DPR itu dinilainya memunculkan dugaan adanya penumpang gelap. "Kalau ngotot biasanya banyak yang namanya free riders-nya, penunggang gelap," kata Refly ketika dihubungi, Selasa, 21 April 2020.

Refly mengatakan, sudah banyak kritik bahwa RUU sapu jagat ini banyak memfasilitasi pengusaha dan memberikan peluang besar untuk investasi. Namun, tanggung jawab ke buruh dan lingkungan justru berkurang.

Refly juga menilai RUU ini terlalu eksesif dan seperti ingin memangkas fungsi lembaga-lembaga negara lainnya. Banyak kewenangan, kata Refly, terkesan hendak ditumpukan ke eksekutif.

Soal transparansi dan partisipasi publik juga menjadi sorotan. Refly mengatakan, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang telah diubah menjadi UU Nomor 15 Tahun 2019 jelas mengamanatkan pembentukan undang-undang harus membuka keran partisipasi masyarakat.

Advertising
Advertising

Menurut Refly, pembahasan di tengah pandemi Covid-19 ini akan membuat ruang partisipasi sangat terbatas. Ia berpendapat pembahasan secara virtual di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini tak akan maksimal. Sebab, belum tentu semua masyarakat mengetahui jadwal pembahasan atau dapat mengakses telekonferensi.

Refly mengimbuhkan, DPR bisa saja membahas secara informal RUU Cipta Kerja asalkan tidak sampai mengambil keputusan. Namun, ia mengakui pembahasan itu bisa menjadi tak terkendali begitu sudah dimulai.

"Sekarang kan konsentrasi orang ke Covid-19. Pada saat publik tidak pay attention, bisa jadi penunggang gelap menunggangi cabang-cabang kekuaaan negara ini untuk memutuskan sesuatu yang menguntungkan bagi mereka."

Badan Legislasi DPR berkukuh mulai membahas omnibus law RUU Cipta Kerja. Selain menetapkan panitia kerja (panja), DPR juga mengatur alur pembahasan setiap klasternya. Dalam waktu dekat, Panja akan menggelar rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan publik terkait draf aturan sapu jagat itu.

Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

7 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

4 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

4 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

4 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya