Moeldoko: Pemerintah Tak Berharap Ada Kekerasan di Papua
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Syailendra Persada
Jumat, 17 April 2020 18:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menegaskan pemerintah terus melakukan berbagai upaya penegakan hukum dan investigasi atas tiga peristiwa kekerasan di Papua yang terjadi beberapa hari terakhir.
“Sangat disayangkan, di tengah penanganan wabah Covid-19, terjadi insiden hingga menimbulkan korban rakyat sipil, ” kata Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 17 April 2020.
Ia meminta semua pihak di Papua menahan diri dengan tidak melakukan hal-hal yang memperkeruh suasana. Semua pihak diharapkan lebih memfokuskan pada kerja-kerja menjaga perdamaian, pembangunan kesejahteraan, dan mengatasi penyebaran Covid-19 di Papua.
Moeldoko mengatakan Pemerintah tidak mengharapkan terjadinya peristiwa kekerasan di Papua. Ia menuturkan penugasan TNI dan Polri di Papua dalam rangka mengawal kedaulatan negara, khususnya mencermati aktifnya kembali Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). "Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki situasi ini," kata dia.
Sebelumnya, tiga insiden yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa terjadi di Papua. Peristiwa pertama, terjadinya penembakan tiga karyawan PT Freeport Indonesia oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Senin 30 Maret, pukul 13.50 WIT. Korban tewas yaitu Graeme Weal (57), laki-laki, warga negara Selandia Baru. Sementara korban luka yakni Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (52).
Peristiwa kedua, jatuhnya korban tiga anggota Polri meninggal akibat salah paham dengan anggota TNI di Kabupaten Mamberamo Raya, Ahad, 12 April.
Kemudian insiden terakhir, mengakibatkan tewasnya dua warga sipil di Timika, Senin 13 April. Korban bernama Eden Armando Bebari (20) dan Roni Wandik (23). Peristiwa di Papua ini menjadi sorotan, karena menyebabkan tewasnya dua warga sipil.