Tradisi Ini Bakal Jadi Puncak Mudik di Tengah Wabah Virus Corona

Rabu, 1 April 2020 01:45 WIB

Ilustrasi mudik Lebaran. TEMPO/Franoto

TEMPO.CO, Yogyakarta -Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono mengungkapan satu hal terpenting dalam upaya memutus rantai penularan virus Corona alias COVID-19 tak lain mengatur pemudik.

Sampai akhir Maret 2020, gelombang pemudik juga terus berdatangan ke berbagai wilayah di Yogyakarta dan wabah masih terus memunculkan pertambahan angka positif terpapar virus Corona.

"Tanpa ada kepastian (aturan) apakah mudik ini dilarang atau tidak, kita tidak pernah tahu kapan (gelombang) pemudik ini akan selesai," ujar Sultan di Yogyakarta Selasa 31 Maret 2020.

Sultan menuturkan rentang waktu pemudik yang sudah mulai berdatangan saat ini dengan hari raya Lebaran masih cukup jauh.

"Kami ingin tahu, peak-nya (musim puncak) kedatangan pemudik ke Yogyakarta itu kapan?" ujar Ngarsa Dalem.

Advertising
Advertising

Menurut Sultan, kepala kepala daerah, khususnya di Jawa harus bisa bersepakat mengambil sikap bersama. Untuk bisa mengatur secara proporsional kedatangan pemudik ini agar memudahkan pemantauan dalam upaya memutus rantai Corona.

Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Covid-19 DIY Biwara Yuswantana menuturkan dalam kurun waktu lima hari terakhir jelang akhir Maret ini, sudah terdapat 70.875 pemudik masuk ke DIY.

Mereka datang menggunakan moda kereta api, pesawat, juga bus. Umumnya pemudik itu datang dari Jakarta, Bandung, dan sisanya wilayah lain.

"Prediksi puncak kedatangan pemudik di DIY itu yakni satu hari jelang perayaan tradisi Nyadran atau sebelum 23 April mendatang," ujar Biwara.

Nyadran sendiri telah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat Jawa setiap menyambut bulan Ramadan. Nyadran biasanya memiliki serangkaian kegiatan seperti upacara pembersihan makam, tabur bunga, dan acara selamatan atau bancakan.

Nyadran seringkali diadakan sebulan sebelum bulan puasa. Nyadran menjadi acara yang penting bagi masyarakat Jawa dan hampir tidak pernah terlewat. Karena tujuan tradisi itu untuk menghormati para leluhur dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

Biwara mengatakan sehari jelang Nyadran itulah, lonjakan pemudik diprediksi memuncak.

Untuk puluhan ribu pemudik yang sudah terlanjur sampai di Yogya, Biwara mengatakan dilakukan pengawasan dan pemeriksaan sesuai prosedur dalam upaya menekan Covid-19.

Misalnya para pemudik yang menggunakan bus, telah didata oleh satuan Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Mereka dimintai keterangan dari dan ke mana tujuannya.

"Kami upayakan membentuk posko gabungan di terminal-terminal pintu masuk DIY," ujarnya.

Sesampai kampung atau desanya, para Ketua RT, RW, dan kepala desa wajib mencatat siapa saja yang keluar rumah, mau ke mana dan untuk keperluan apa. Para sopir bus AKAP diwajibkan untuk menurunkan penumpang di terminal dalam masa ini sehingga petugas bisa mendatanya.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

8 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

19 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

23 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

9 hari lalu

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

Dengan 1 liter bahan bakar mampu menempuh jarak 31 kilometer. dipadukan dengan tenaga elektrik, jadi semakin irit. Keluarga juga nyaman karena di atap terdapat Panoramic Glass Roof with Power Sunshade.

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

10 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya