Pembatasan Sosial Skala Besar, Sultan HB X: Mudik Boleh Ndak?

Selasa, 31 Maret 2020 19:30 WIB

Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berjalan meninggalkan Masjid Panepen, Kraton Yogyakarta, Selasa (22/10). ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta-Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyoroti soal penetapan kebijakan pembatasan sosial skala besar dalam penanganan wabah corona oleh Presiden Joko Widodo.

Sri Sultan mengisyaratkan setuju dengan kebijakan yang tidak memakai kata karantina itu. Namun Raja Keraton Yogyakarta itu menyoroti satu materi yang dinilai krusial dalam kebijakan itu, yakni soal mudik. "Mudik dilarang atau tidak, itu saja," ujar Sultan di Yogyakarta, Selasa, 31 Maret 2020.

Hamengku Buwono X menuturkan dari komunikasi yang dilakukan dengan pemerintah pusat, ia menilai sudah ada kesepakatan. Khususnya soal usulan bagaimana ketika DKI Jakarta melarang warganya mudik di masa wabah, sekaligus melarang orang luar masuk Ibu Kota. "Kelihatannya, tadi kami sepakat bagaimana DKI Jakarta kalau pemudik tidak boleh pulang, jadi di- close, tapi orang (luar) juga tidak boleh masuk di DKI Jakarta dan sekitarnya," ujar Sultan.

Jika kebijakan pembatasan di DKI itu benar diterapkan, Sultan melihat akan ada kelompok masyarakat yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga perlu ditopang kebutuhan hidupnya. "DKI Jakarta akan menanggung (dampak sosial) sebanyak 3,7 juta orang kalau kebijakan (penutupan akses) itu benar dilakukan," ujarnya.

Sultan meminta kejelasan berapa kiranya besaran kompensasi atau jatah hidup yang akan diberikan pemerintah sehingga opsi itu bisa dijalankan dan bisa mencegah warga mudik. Sebab, menurut Sultan, jika besaran kompensasi bagi warga yang dilarang mudik itu kecil, Ngarsa Dalem memperkirakan gelombang mudik dari Jakarta tetap besar.

Sultan berpendapat, kompensasi bagi warga yang tak boleh mudik harus bisa mencukupi biaya hidupnya. Karena selama ini mereka bekerja di sektor informal, sehingga tidak memiliki pemasukan akibat lumpuhnya sektor ekonomi. "Nah (kompensasi) itu terserah akan jadi beban pemerintah pusat atau beban DKI, bagaimana bakal menanggung jatah hidup 3,7 orang (perantau) ini," ujar Sultan.

Soal inilah yang menurut Sultan HB X masih belum ditemukan solusinya sehingga masih akan ada pembahasan lanjut soal pembatasan sosial skala besar itu. Sebab hanya dengan cara membatasi akses itulah cara paling kongkrit untuk mencegah gelombang mudik dalam upaya menekan penularan wabah.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

23 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

3 hari lalu

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

17 hari lalu

Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

30 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Tak Beri Wejangan Khusus soal Kemenangan Prabowo-Gibran, Sultan HB X: Semoga Sukses Jalankan Tugas

42 hari lalu

Tak Beri Wejangan Khusus soal Kemenangan Prabowo-Gibran, Sultan HB X: Semoga Sukses Jalankan Tugas

Gubernur DIY Sultan HB X turut memberi selamat kepada Prabowo-Gibran atas kemenangan pemilu presiden 2024.

Baca Selengkapnya

Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

3 Maret 2024

Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

Simak peran empat tokoh Deklarasi Ciganjur Megawati, Gus Dur, Amien Rais, Sultan HB X untuk mengakhiri pemerintahan Orde Baru. Berikut 8 pemikirannya.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Temui Sultan HB X Usai Dilantik, Hadi Tjahjanto: Sowan Biasa

24 Februari 2024

Temui Sultan HB X Usai Dilantik, Hadi Tjahjanto: Sowan Biasa

Pertemuan dengan Sultan HB X ini, merupakan kunjungan pertama Hadi Tjahjanto setelah dilantik sebagai Menkopolhukam

Baca Selengkapnya