Dokter Penyakit Dalam Sarankan Lockdown untuk Putus Rantai Corona

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Sabtu, 28 Maret 2020 14:23 WIB

Kepolisian Brigade Mobil dengan menggunakan truk Water Canon menyemprotkan cairan disinfektan di sepanjang jalan Jenderal Sudirman, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat 27 Maret 2020. Kegiatan tersebut sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus COVID-19. Tempo/Bram Selo Agung Mardika

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Eka Ginanjar mengatakan pemutusan rantai penyebaran virus corona ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya lockdown.

“Paling ekstrem lockdown total atau menurut UU Nomor 6 Tahun 2018 Karantina Wilayah,” kata Eka kepada Tempo, Jumat, 27 Maret 2020.

Menurut Eka, kebijakan ini perlu dikaji risikonya tiap daerah terhadap penyebaran Covid-19. Sebab, pemberlakukannya mungkin akan berbeda-beda. Di daerah dengan kasus Covid-19 yang masih sedikit, kata Eka, memungkinkan untuk tracing, kemudian dilakukan clustering. “Intinya harus dilihat kerentanan untuk penyebaran.”

Dalam kajian PAPDI, Covid-19 merupakan penyakit baru yang belum dipahami sifat-sifatnya, tetapi sudah tersebar di 196 negara di dunia, dan masih terus diteliti pencegahan dan pengobatannya. Covid-19 memiliki perjalanan penyakit yang cepat dan sangat mudah menular melalui droplet, kontak, dan dapat bertahan di permukaan benda cukup lama.

Dalam waktu satu pekan, pasien Covid-19 dapat jatuh ke dalam kondisi perburukan, membutuhkan ventilator dan ruang insentif, hingga meninggal dunia. Laju kematian global yang mencapai sebesar 4,3 persen, sebagian besarnya mengenai kelompok usia lanjut 8-15 persen dan pasien dengan penyakit penyerta, seperti kardiovaskular, diabetes, penyakit paru kronis, hipertensi, kanker, dan autoimun.

Advertising
Advertising

Di Indonesia, berdasarkan kajian PAPDI, angka laju kematian karena Covid-19 mencapai 7-9 persen dan menjadi salah satu negara dengan angka kematian tertinggi di dunia. Pada kenyataannya, Covid-19 bisa berakibat fatal pada usia produktif. Di AS, Kanada, dan Eropa, 60 persen pasien Covid-19 berada di kelompok usia produktif. Kelompok usia ini juga tidak terlepas dari risiko kemungkinan perburukan, yaitu ARDS atau Acute Respiratory Distress Syndrome.

Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia dan jumlah usia produktif sebanyak 64 persen serta lansia 9,6 persen, ditambah banyaknya penyakit penyerta, menjadikan populasi ini berisiko terkena infeksi melalui Herd Immunity akan berjumlah fantastis.

Herd Immunity artinya membiarkan imunitas alami tubuh hingga terbentuk daya tahan terhadap virus dan penyebaran virus diharapkan reda dengan sendirinya.

Menurut PAPDI, jika rantai penyebaran Covid-19 ini tak segera diputus, dampaknya adalah peningkatan jumlah kematian. Kematian massal ini bisa terjadi di kelompok usia produktif, sehingga mengakibatkan hilangnya sebuah generasi.

Eka mengatakan, selain lockdown, bisa juga melakukan pembatasan pergerakan seperti yang dilakukan Malaysia. “Tapi perlu ada peningkatan eskalasi dari hanya imbauan untuk social atau physical distancing,” katanya.

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

58 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

8 Oktober 2023

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

Presiden Jokowi, mengatakan Indonesia dinilai sebagai satu di antara lima negara di dunia yang berhasil menangani virus corona dan pulihkan ekonomi

Baca Selengkapnya

Nepal Lockdown Satu Kota Menyusul Perseteruan Umat Hindu-Muslim

4 Oktober 2023

Nepal Lockdown Satu Kota Menyusul Perseteruan Umat Hindu-Muslim

Kepolisian Nepal melockdown Kota Nepalgunj, sekitar 400 kilometer sebelah barat ibu kota, Katmandu, menyusul ketegangan antara umat Hindu-Muslim

Baca Selengkapnya

Porter dan Sopir Angkot juga Bicara Pasar Tanah Abang Sepi, Sebut Beda Bener dan Bullshit

21 September 2023

Porter dan Sopir Angkot juga Bicara Pasar Tanah Abang Sepi, Sebut Beda Bener dan Bullshit

Viral sepi Pasar Tanah Abang belakangan ini juga diamini para porter atau kuli angkut.

Baca Selengkapnya

Boris Johnson Tinggalkan Parlemen, Protes Pengusutan Pelanggaran Lockdown

10 Juni 2023

Boris Johnson Tinggalkan Parlemen, Protes Pengusutan Pelanggaran Lockdown

Mantan PM Inggris Boris Johnson mundur dari parlemen sebagai protes keras terhadap penyelidikan pesta melanggar lockdown saat pandemi

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Penularan MERS-CoV

12 Mei 2023

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Penularan MERS-CoV

Kemenkes meminta jemaah haji menerapkan prokes ketat untuk mewaspadai penularan MERS-CoV.

Baca Selengkapnya

Setelah Ditahan Empat Bulan, Demonstran Covid-19 di Cina Dibebaskan

20 April 2023

Setelah Ditahan Empat Bulan, Demonstran Covid-19 di Cina Dibebaskan

Dua wanita Cina yang bergabung dalam demonstrasi yang menyerukan diakhirinya pembatasan Covid-19 di Beijing dibebaskan kemarin.

Baca Selengkapnya