Jokowi Bantah Sempat Tolak Bantuan Alat Uji Corona dari Singapura
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Ninis Chairunnisa
Senin, 16 Maret 2020 17:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah bahwa pemerintah sempat menolak bantuan berupa alat uji virus Corona dari Singapura.
"Ndak, ndak. Minggu lalu saat saya berkomunikasi dengan telepon sama PM Lee, Singapura membantu banyak kepada kita. Saya tidak ingat jumlahnya, tapi cukup banyak. Kalau mereka ingin bantu ya kita terima," ujar Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat pada Senin, 16 Maret 2020.
Menurut Laporan Majalah Tempo edisi pekan ini, pengadaan alat pengujian virus Corona menjadi salah satu masalah di Indonesia. Padahal, perusahaan Singapura Temasek Foundation sudah menawarkan alat tersebut melalui Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya sejak medio Februari lalu.
"Mereka menawarkan melalui kedutaan," ujar Swajaya mengkonfirmasi pada Jumat, 13 Maret lalu, dikutip dari Majalah Tempo edisi Senin, 16 Maret 2020. Adapun Temasek Foundation belum bisa diminta tanggapan.
Penawaran alat uji itu disampaikan melalui surat oleh Chief Executive Temasek Foundation International Benedict Cheong kepada Ngurah Swajaya. Isi surat itu menginformasikan alat pendeteksi Covid-19 bernama VereCoV Detection Kit.
Dalam satu kali pengujian, alat tersebut diklaim bisa mendeteksi dan mengidentifikasi Covid-19 serta membedakannya dengan virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Hasilnya pun terlihat dalam dua setengah jam.
Sebulan setelah surat itu keluar, pemerintah tak kunjung merespons tawaran tersebut. Baru pada pekan lalu, Presiden Joko Widodo berkomunikasi dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Ngurah Swajaya pun membenarkan adanya komunikasi tersebut. Dalam pembicaraan dua kepala negara, kerja sama dengan Singapura diputuskan melalui business to business (b to b). Belakangan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menolak peralatan uji Corona tersebut.
MAJALAH TEMPO