PDIP: Ada Tengara Omnibus Law Utamakan Asing Ketimbang Rakyat

Reporter

Dewi Nurita

Minggu, 8 Maret 2020 07:29 WIB

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto bersiap meninggalkan gedung KPK, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2020. KPK mencecar Hasto Kristiyanto soal percakapannya dengan para tersangka kasus suap pergantian antarwaktu anggota DPR yang melibatkan Harun Masiku. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan banyak masukan yang diterima partainya mengenai Rancangan Undang-Undang atau RUU Cipta Kerja atau omnibus law yang digodok pemerintah. Salah satunya, RUU itu disebut-sebut lebih mementingkan kepentingan investor asing ketimbang kepentingan rakyat Indonesia.

"Partai menangkap aspirasi, adanya tuduhan kepentingan buruh, kepentingan rakyat dikalahkan demi karpet merah investasi asing," ujar Hasto melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 7 Maret 2020. Untuk itu, PDIP berkomitmen menyerap aspirasi yang disuarakan oleh organisasi buruh, para akademisi, praktisi hukum dan pihak lain yang bersikap kritis terhadap RUU Cipta Kerja.

PDIP melihat positif niat baik Presiden Jokowi di dalam merancang kebijakan legislasi terintegrasi untuk cipta kerja. “Namun, dialog dengan mereka yang kritis tetap harus dilakukan. Sebab, aspirasi rakyat sangatlah penting."

Menurut Hasto, dalam pembahasan RUU Cipta Kerja ini, PDIP dalam posisi memberikan dukungan selama rencana peraturan ini memiliki perspektif ideologis yang mengedepankan kedaulatan ekonomi negara. "Pembahasan RUU itu jangan menjadi ajang bagi liberalisasi perekonomian yang bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945. Keadilan dalam bidang perekonomian bersifat wajib."

Untuk itu, kata Hasto, PDIP akan membentuk tim khusus guna menjabarkan seluruh konsepsi partai melalui pembahasan Daftar Inventaris Masalah (DIM) yang memuat bagaimana sikap partai terhadap setiap materi muatan yang terkandung dalam RUU Cipta Kerja. “PDIP memiliki tanggung jawab ideologis agar seluruh desain undang-undang harus mengabdi pada tujuan bernegara," ujar dia.

Advertising
Advertising

RUU Cipta Kerja ini digawangi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga rajin bersafari ke sejumlah partai membahas omnibus law yang merupakan janji politik Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini.

Airlangga mengatakan, safari dilakukannya untuk menyamakan persepsi dengan partai-partai. Dari komunikasinya dengan sejumlah partai, Airlangga mengklaim hampir seluruh partai baik di koalisi pemerintah maupun di luar koalisi, menyatakan siap membahas dan akan memberikan usulan-usulan konstruktif. "Mereka memberikan catatan menganai sosialisasi supaya lebih intensif dan juga melibatkan kalangan profesional," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Jumat, 6 Maret 2020.

Masukan-masukan mengenai substansi RUU, kata Airlangga, juga diberikan oleh para elite partai yang disambanginya. Usul-usul itu akan dimasukkan dalam daftar inventarisasi masalah masing-masing fraksi. “Semuanya berproses di DPR, pertemuan (dengan petinggi partai) hanya untuk menyamakan persepsi tentang RUU Cipta Kerja."

Berita terkait

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

22 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

1 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

2 hari lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

2 hari lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

2 hari lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

3 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya