TEMPO Interaktif, Makassar:Meski menyatakan komitmennya terhadap perjuangan spin-off (pemisahan) dari PT Semen Gresik Tbk, direksi PT Semen Tonasa Tbk mengaku belum mempunyai langkah yang akan dilakukan. “Target pelaksanaan spin-off itu pun bila bisa ditentukan, kesulitannya terletak pada faktor pendanaan,” kata Direktur Utama Semen Tonasa Sadman MBA kemarin, seusai menemui Gubernur Sulawesi Selatan HZB Palaguna. Dia mengatakan semua direksi baru Semen Tonasa sudah menandatangani pernyataan komitmen terhadap pelaksanaan spin-off di hadapan karyawan. "Direksi dukung ide spin-off, sebab bukan hanya keinginan karyawan melainkan juga rakyat Sulsel." Menurut Sadman, spin-off membutuhkan pendanaan besar, namun negara masih dalam krisis keuangan. Ia mengaku belum bisa menghitung besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan spin-off karena nilai mata uang rupiah terhadap dollar masih berubah-ubah. Sebelumnya pemerintah merencanakan pendanaan spin-off dari hasil penjualan saham Semen Gresik, kata Sadman, namun pemerintah tidak bisa lagi mengharapkan hasil penjualan saham Semen Gresik setelah dipakai menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Gubernur Palaguna menegaskan spin-off Semen Tonasa dari Semen Gresik merupakan kata hati rakyat Sulsel. Karena itu, ia berharap perjuangan spin-off tidak memudar hanya karena pergantian direksi hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa di Jakarta pekan lalu. "Komitmen pemda terhadap Semen Tonasa bukan karena Tonasa sebagai BUMN, tetapi karyawan Semen Tonasa itu harus diperhatikan sebagai bagian dari masyarakat Sulsel." Menurut Palaguna, hasil RUPS Semen Gresik yang membawahi Semen Tonasa tidak bisa lagi diintervensi, tapi jangan sampai hasil itu mempengaruhi keinginan rakyat Sulsel untuk memperjuangan spin-off. Karena itu, komposisi direksi dari orang Sulsel dan bukan Sulsel tidak perlu terlalu dipersoalkan, kata dia, karena yang paling penting mereka memiliki komitmen besar memajukan Tonasa. Sementara itu Ketua Tim Spin-off DPRD Sulsel Arifuddin Saransi menyatakan kecewa dengan pergantian direksi Tonasa. Pasalnya, rapat paripurna Dewan merekomendasikan tidak adanya pergantian direksi sebelum spin-off. Rapat paripurna itu juga menetapkan pelaksanaan spin-off paling lambat 30 November 2002. "Pokoknya spin-off harus tahun ini. Dewan memantau terus langkah-langkah yang akan diambil oleh direksi baru ini," ujarnya. Ketua Komisi C Bidang Keuangan DPRD Sulsel Ichsan Yasin Limpo menilai pergantian direksi Tonasa sebagai upaya memuluskan put option (penjualan saham). Menurut dia, privatisasi dan penjualan saham tidak perlu lagi dilakukan karena tidak ada lagi alasan yang tepat seperti defisit APBN. Apalagi, Paris Club memutuskan restrukturisasi utang Indonesia selama 20 tahun dan disetujuinya bantuan dana segar bagi Indonesia. (Muannas-Tempo News Room)
Berita terkait
Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani
11 menit lalu
Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani
Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.