3 Tersangka Kasus Susur Sungai Tolak Upaya Penangguhan Penahanan

Jumat, 28 Februari 2020 06:05 WIB

Tiga tersangka tragedi susur sungai di Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi. Mereka ditampilkan dalam konferensi pers di Polres Sleman, Selasa, 25 Februari 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tiga guru pembina Pramuka yang menjadi tersangka kasus susur sungai di Sleman, Yogyakarta, memilih ditahan. Mereka menolak permohonan penangguhan penahanan yang diajukan Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

"Sikap tanggung jawab mereka membuat kami terharu. Mereka ingin berempati kepada para korban dengan memilih tetap menjalani hukuman ini," ujar Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi usai menyambangi tersangka yang ditahan di Polres Sleman, Yogyakarta, Kamis, 27 Februari 2020.

Insiden susur sungai Sleman terjadi pada 21 Februari 2020 lalu di Sungai Sempor, Sleman. Dalam peristiwa itu, 10 siswi SMPN 1 Turi Sleman meninggal dunia karena terseret arus.

Unifah menuturkan pihaknya mencoba mengupayakan hak para tersangka yang berstatus guru merangkap pembina Pramuka itu, yakni mengajukan penangguhan penahanan. "Setelah kami berunding dengan mereka, mereka tetap bersepakat memilih menjalani hukuman itu," ujarnya.

Karena itu, PGRI pun hanya akan mengambil peran memberikan bantuan hukum pada tersangka, khususnya saat menjalani persidangan.

Advertising
Advertising

Dari pertemuan dengan para tersangka itu, Unifah mengaku mendapat banyak informasi terkait tragedi susur sungai. Unifah mengungkapkan kegiatan yang melibatkan 249 siswa kelas VII dan VIII SMPN 1 Turi Sleman itu sebenarnya hanya ditangani tiga pembina saja yang kini jadi tersangka. Sementara empat pendamping lainnya hanya tenaga tambahan.

Karena yang harus diawasi ratusan siswa, para pembina itu meminta bantuan 23 siswa yang merupakan kakak kelas para peserta itu untuk ikut mengawasi adik-adik kelasnya.

Unifah pun menguak soal tudingan publik bahwa tersangka pembina Isfan Yoppy Andrian yang dianggap sempat melarikan diri saat kejadian itu. Menurut pengakuan Isfan, saat itu dia sudah berjanji kepada rekannya untuk segera mentransfer uang melalui ATM, sehingga dia pergi sebentar meninggalkan lokasi.

Saat kembali ia terkejut mendapati siswanya tergulung arus. "Namun, dalam waktu 10 menit sekembalinya ke lokasi dia masih sempat menyelamatkan enam anak yang hanyut," ujarnya.

Unifah menuturkan, Isfan membantah nekat menggelar kegiatan meski ada peringatan warga soal cuaca buruk. "Kegiatan itu merupakan kegiatan Pramuka rutin. Tersangka hanya menjalankan kegiatan rutin berupa outdoor yang jadi bagian Pramuka itu," ujar Unifah.

Setelah kejadian itu, Isfan, ujar Unifah, terus menangis karena merasa berdosa. "Sehingga Isfan dan dua pendamping itu memilih tetap berada di tahanan sebagai bagian penebusan rasa bersalah mereka," kata dia.

Berita terkait

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

21 hari lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kebelet Wujudkan Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Pemerintahan Jokowi Usulkan Gunakan Dana BOS

7 Maret 2024

Kebelet Wujudkan Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Pemerintahan Jokowi Usulkan Gunakan Dana BOS

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran menjadi polemik karena akan gunakan dana BOS untuk pembiayaannya. Apa kata Faisal Basri dan PGRI?

Baca Selengkapnya

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

4 Maret 2024

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.

Baca Selengkapnya

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

4 Maret 2024

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

Baca Selengkapnya

PGRI: Sekolah Harus Terapkan Mekanisme Terbuka dalam Kasus Perundungan

3 Maret 2024

PGRI: Sekolah Harus Terapkan Mekanisme Terbuka dalam Kasus Perundungan

Jokowi juga sempat menyinggung kasus perundungan di sekolah dan meminta sekolah tidak menutup-nutupi kasus perundungan.

Baca Selengkapnya

Cerita Jokowi Tak Bisa Tolak Undangan Kongres PGRI

2 Maret 2024

Cerita Jokowi Tak Bisa Tolak Undangan Kongres PGRI

Demi menghadiri acara PGRI, Jokowi mengaku menggeser jadwal membuka Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Palembang.

Baca Selengkapnya

PGRI Minta Pemerintah Selesaikan Masalah Guru Honorer secara Komprehensif

2 Maret 2024

PGRI Minta Pemerintah Selesaikan Masalah Guru Honorer secara Komprehensif

Ketua Umum PGRI, nUnifah Rosyidi mengatakan permintaan itu merupakan salah satu rekomendasi guru honorer yang disampaikan kepada Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar-Mahfud Laporkan 3 Kasus ASN Diduga Dukung Prabowo-Gibran ke Bawaslu

16 Januari 2024

TPN Ganjar-Mahfud Laporkan 3 Kasus ASN Diduga Dukung Prabowo-Gibran ke Bawaslu

Tiga kasus yang dilaporkan TPN Ganjar-Mahfud berupa dugaan ASN mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Balon Udara Meledak saat Perayaan Hari Guru di Bekasi, Apa Isinya?

28 November 2023

Balon Udara Meledak saat Perayaan Hari Guru di Bekasi, Apa Isinya?

Ada tiga jenis gas yang digunakan untuk balon udara, yakni Heliumpower (He), Hidrogen (H2), dan Karbon Dioksida (CO2).

Baca Selengkapnya

PGRI Harap Guru Swasta yang Jadi PPPK Bisa Kembali ke Sekolah Asal

26 November 2023

PGRI Harap Guru Swasta yang Jadi PPPK Bisa Kembali ke Sekolah Asal

Jokowi sebelumnya menyebut 544 ribu guru honorer telah lolos seleksi menjadi ASN PPPK selama 2021-2022.

Baca Selengkapnya