Cerita Ibu Siswi SMPN 1 Turi Mengenang Sang Anak yang Meninggal

Senin, 24 Februari 2020 05:02 WIB

Sungai Sempor, Donokerto Turi Sleman tempat tragedi susur sungai yang menewaskan sejumlah siswa SMPN 1 Turi pada Jumat sore, 21 Februari 2020. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Sleman - Hesti Warini, 52 tahun, terduduk murung sembari memegang telepon genggamnya di balik dinding ruang kepala sekolah SMPN 1 Turi Kabupaten Sleman pada Sabtu pagi 22 Februari 2020.

Perempuan petani yang tinggal di Dusun Dadapan Desa Donokerto Turi itu telah berada di sekolah itu sejak Jumat petang dan bertahan hampir semalaman penuh demi menunggu sang putri.

Sesekali, Hesti melihat foto close up putrinya, Yasinta Bunga Maharani, 13 tahun, melalui telepon genggamnya. Setelah itu ia kembali bersandar di dinding dan murung lagi. "Dia anak saya satu-satunya, dia baru saja ulang tahun tanggal 11 Februari kemarin," ujar Hesti lirih saat ditemui Tempo.

Bunga menjadi salah satu dari total 10 korban yang hanyut dan hilang saat mengikuti susur sungai di Sungai Sempor, yang berjarak dua kilometer dari sekolahnya pada Jumat sore 21 Februari 2020. Susur sungai saat cuaca buruk itu digelar oleh ekstrakurikuler pramuka SMPN 1 Turi Sleman yang melibatkan 249 siswa dari kelas 7 dan 8.

Hesti mengenang, sebelum kabar buruk itu datang, saat mengantar sekolah Bunga Jumat pagi, anaknya mendapat pesan melalui aplikasi percakapan Whats App dari kakak kelas soal kegiatan Pramuka sekolah.

Advertising
Advertising

Pesan itu intinya memberitahukan jika sepulang sekolah akan ada kegiatan susur sungai pada pukul 14.00 WIB. Tidak ada pemberitahuan sekolah kepada Hesti selaku orang tua, baik secara resmi atau tidak.

Usai waktu sholat Jumat, Bunga pun pulang ke rumah untuk berganti sepatu. Hesti saat itu meminta anaknya makan lebih dulu sebelum ikut susur sungai. Namun, Bunga menolak permintaan Hesti karena takut terlambat ikut kegiatan itu. Hesti lantas berinisiatif menyuapi anaknya yang kala itu bersiap-siap.

Tak disangka, ternyata suapan itu menjadi momen terakhir Hesti bersama sang anak. Jumat sore sekitar pukul 15.30, saat Hesti sampai sekolah untuk menjemput sang anak, seorang kakak kelas memberitahunya. "Semua anak hanyut terbawa arus," ujar Hesti menirukan si kakak kelas yang tetangga rumahnya itu.

Hesti langsung bergegas menuju lokasi susur sungai. Ia tak menemukan sang anak dan situasi sangat ruwet kala itu. Dalam kondisi panik, ia mendapat kabar jika sejumlah anak sudah dibawa ke Klinik SWA dan Puskesmas Turi. Hesti langsung tancap gas motornya mengecek dua tempat itu, namun sang anak tetap tak ada.

Dengan perasaan tak karuan Hesti kembali balik ke rumah. Sore itu juga ia meminta suami dan semua saudaranya di dusun mencari Bunga. Walau hujan kembali deras di desa yang berlatar Gunung Merapi itu. Namun usaha itu nihil.

Hingga petang, saat jasad anak lain korban hanyut ditemukan satu per satu petugas dan dibawa pulang keluarganya, Hesti tak jua menemukan Bunga.

Tangis perempuan itu seolah sudah habis. Ia bingung harus berontak atau marah kepada siapa atas bencana itu. Kepala Sekolah SMPN 1 Tutik Nurdiana mengaku tak tahu kegiatan itu. Akhirnya Hesti hanya pasrah menunggu kabar di sekolah sampai anaknya ditemukan. "Saya hanya pingin anak saya kembali, apapun keadaannya," ujar Hesti mulai terisak kembali.

Bunga merupakan korban terakhir yang dievakuasi oleh tim gabungan pada Ahad, 23 Februari 2020 siang.

Berita terkait

Ikhtiar Menjaga Air

2 hari lalu

Ikhtiar Menjaga Air

Sejumlah komunitas terus berikhtiar menyelamatkan sungai dari pencemaran hingga merawat mata air. Bagaimana kisah mereka?

Baca Selengkapnya

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

2 hari lalu

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

Bus study tour yang tertimpa tiang listrik itu diganti dengan unit baru yang unitnya didatangkan dari Jember Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

4 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Sleman dan Bantul Yogyakarta Wajib Lapor Dinas jika Ingin Gelar Study Tour

5 hari lalu

Sekolah di Sleman dan Bantul Yogyakarta Wajib Lapor Dinas jika Ingin Gelar Study Tour

Setelah melapor ke Dinas Pendidikan, laporan akan diteruskan ke Dinas Perhubungan untuk pengecekan kendaraan yang digunakan dalam study tour.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

7 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

13 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

15 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

16 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

24 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

29 hari lalu

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.

Baca Selengkapnya