Terdakwa Suap Impor Bawang Mengaku Dekat dengan Anak Megawati

Selasa, 18 Februari 2020 05:39 WIB

Terdakwa kasus dugaan suap impor bawang putih I Nyoman Dhamantra menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2020. Sidang tersebut beragendakan pembacaan eksepsi. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Anggota DPR RI fraksi PDIP I Nyoman Dhamantra mengaku tak tahu menahu kenapa nama anak sulung Megawati Soekarnoputri, Muhammad Rizky Pratama alias Tatam, muncul dalam sidang kasus dugaan suap izin impor bawang putih.

"Saya enggak ngerti, enggak paham. Saya enggak ngerti namanya bisa muncul. Itu penyidik yang pernah tanya ke saya karena memang saya dekat secara pribadi. Saya dekat karena beliau bukan politisi. Beliau tidak seperti bayangan orang. Mas Tatam itu bukan politisi," kata Nyoman kepada Tempo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat pada Senin, 17 Februari 2020.

Ketika ditanya terkait dugaan adanya jatah kuota impor yang dimiliki PDIP, Nyoman membantah partainya pernah membicarakan hal itu. "Enggak ada. Setahu saya enggak ada jatah-jatahan. Sepuluh tahun di DPR, enggak pernah partai saya bahas jatah. Karena kalau mereka memang ngomongin jatah, saya sebagai anggota poksi pasti tahu. Enggak mungkin saya enggak tahu."

Nyoman pun mengatakan bukan orang yang disayang partai. Ia menuturkan tak ada keharusan membela partai. Ia menuturkan PDIP telah menyisihkan dirinya tanpa alasan yang jelas.

"Enggak ada (jatah). Artinya kalau saya bela PDIP sekarang, enggak ada untungnya. Saya enggak tahu. Enggak ada motif dan keuntungan saya untuk bela partai saya," katanya.

Dia pun menyinggung pemecatan dirinya dari partai. Menurut dia, pemecatan itu menegaskan tak adanya manfaat membela partainya. Untuk itu dia tak mau mengada-ada soal partainya terkait kasus ini.

"Terakhir malah saya sudah dipecat dari PDIP. Jadi buat apa saya bela? Tapi memang enggak ada. Partai saya ngasih saya makan 10 tahun jadi DPR. Buat apa saya bilang sesuatu yang enggak ada. Enggak ada untungnya buat saya," katanya.

Nama Tatam muncul pertama kali ketika Jaksa menanyakan nama tersebut kepada Nyoman Dhamantra yang tengah bersaksi untuk tiga orang terdakwa, yaitu Direktur PT Cahaya Sakti Agro (CSA) Chandry Suandra alias Afung dan dua pihak swasta bernama Doddy Wahyudi dan Zulfikar, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 28 November 2019.

Jaksa menanyakan apakah Nyoman mengenal Tatam. Nyoman mengaku kenal. "Beliau siapa?" tanya Jaksa Takdir Suhan. "Putranya Bu Mega," jawab Nyoman Dhamantra. Jaksa lantas mengalihkan pertanyaannya dan tak mendalami ihwal keterkaitan Tatam dalam kasus tersebut.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan partainya tak memiliki kuota terkait impor. Ia mengatakan nama PDIP dan Tatam dicatut. “Apa yang disampaikan Dody adalah sesuatu yang tidak berdasar dan muncul karena praktek mengatasnamakan partai yang sudah lama dicegah oleh partai,” kata Hasto 19 Desember 2019.

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

23 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

1 hari lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

1 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

2 hari lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

2 hari lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya